Negara-negara Ini Juga Menolak Uber

Selasa, 22 Maret 2016 15:01 WIB

Taksi mewah yang ditawarkan pada layanan Uber.com di Jakarta. Uber.com

TEMPO.CO, Meksiko - Penolakan terhadap perusahaan taksi berbasis online, Uber, juga terjadi di luar negeri. Hal itu terekam dalam video amatir yang kemudian diunggah di YouTube oleh kantor berita Meksiko, La Jornada, tujuh bulan lalu. Video ini menggambarkan kemarahan para sopir taksi di Kota Meksiko terhadap sopir Uber.

Dalam video itu terlihat batu sebesar kepala orang dewasa memecahkan kaca belakang Honda Accord hitam yang melaju kencang. Pelempar batu itu kemudian memukul-mukul kaca sedan Ford hitam. Tak lama kemudian, giliran Audi A4 putih yang kena sasaran.

Kerumunan orang memaksa sopir membuka kaca pintu depan. Tak cuma dilempari cat, sang sopir juga ditarik keluar dari mobil. Salah satu orang tersebut terlihat membawa pipa besi, lalu menghancurkan kaca depan dan kap mobil Audi A4.

Penolakan terhadap aplikasi yang menyediakan layanan transportasi ini merebak di negara lain. Di London, Inggris, misalnya, 8.000 sopir taksi melumpuhkan pusat kota pada pertengahan Februari lalu.

Seamus Balfe, sopir yang ikut aksi itu, mengatakan Uber telah merugikan sopir taksi di London. "Dulu kami sangat mudah mendapatkan penumpang, bahkan hingga tengah malam," ujarnya. Namun, sejak Uber masuk London pada Juni 2014, pendapatan Balfe dan rekan-rekannya menurun. Menurut dia, banyak orang berdiri di pinggir jalan, tapi tak menyetop taksi karena menunggu Uber.

Satu bulan sebelumnya, aksi mogok massal pengemudi taksi juga terjadi di Paris, Prancis. Hampir 10 ribu sopir taksi memblokade jalan dan membakar ban bekas. Mereka menuntut pemerintah Prancis menghentikan operasi Uber.

Penolakan terhadap Uber juga terjadi di Asia. Pemerintah Korea Selatan menuntut Chief Executive Officer Uber Travis Kalanick dua tahun lalu karena perusahaan itu dianggap masuk secara ilegal. Kalanick menolak datang. Pemerintah Kota Seoul lalu mengadakan sayembara berhadiah US$ 870 atau sekitar Rp 11 juta bagi penduduk Seoul yang berhasil membawa pengemudi Uber ke polisi.

Parlemen Korea Selatan akhirnya menerbitkan aturan yang melarang operasi layanan mobil pribadi dijadikan taksi bertarif murah pada awal 2015. Sepuluh bulan kemudian, Uber akhirnya meluncurkan layanan UberTaxi dengan menggandeng perusahaan taksi setempat. Perusahaan asal Silicon Valley, Amerika Serikat, itu juga meluncurkan UberBlack, yang bertarif mahal, untuk warga negara asing dan penyandang disabilitas.

Tak semua negara menolak Uber. Perusahaan ini bebas beroperasi di Cina, tapi kalah bersaing dengan aplikasi sejenis buatan lokal, Didi Kuaidi. Uber bahkan merugi hingga US$ 1 juta atau sekitar Rp 13 miliar. “Kompetitor kami di Cina berani beroperasi dengan harga rendah, tapi itu membuat pangsa pasar mereka besar,” tutur Kalanick.

THE VERGE | GUARDIAN | REUTERS | BBC | THE WEEK | PRAGA UTAMA

Lebih lengkapnya, baca majalah Tempo edisi 21 Maret 2016

Berita terkait

5.000 Polisi Kawal Unjuk Rasa Sopir Taksi Online di Depan Istana

14 Februari 2018

5.000 Polisi Kawal Unjuk Rasa Sopir Taksi Online di Depan Istana

Polda Metro Jaya telah menyiapkan 5.000 anggotanya untuk mengawal unjuk rasa sopir taksi online.

Baca Selengkapnya

Permenhub 108 Tak Jalan, Sopir Taksi Konvesional Ancam Demo

1 Februari 2018

Permenhub 108 Tak Jalan, Sopir Taksi Konvesional Ancam Demo

Sopir taksi konvensional mengancam akan demo jika pemerintah tak menegakkan Permenhub 108.

Baca Selengkapnya

Tentang Taksi Online, Kenapa Permenhub 108 Untungkan Emiten?

29 Januari 2018

Tentang Taksi Online, Kenapa Permenhub 108 Untungkan Emiten?

Peraturan Menteri Perhubungan 108 Tahun 2017 dinilai akan menguntungkan emiten transportasi taksi online.

Baca Selengkapnya

Kinerja Anjlok, Ini Rencana Bisnis Taksi Express

8 Oktober 2017

Kinerja Anjlok, Ini Rencana Bisnis Taksi Express

Kinerja keuangan operator taksi Express , PT Express Trasindo Utama Tbk, pada semester pertama 2017, turun hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

Taksi Express PHK 400 Karyawan, Rekrut 2.000 Sopir Baru

6 Oktober 2017

Taksi Express PHK 400 Karyawan, Rekrut 2.000 Sopir Baru

Taksi Express memecat 400 karyawan di bagian manajerial dengan alasan efisiensi.

Baca Selengkapnya

MTI Jelaskan Penyebab Laba Industri Taksi Semakin Kecil

6 Oktober 2017

MTI Jelaskan Penyebab Laba Industri Taksi Semakin Kecil

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan margin atau laba industi taksi semakin lama semakin kecil.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Turun 50 Persen, Ini Curhatan Sopir Taksi Express

6 Oktober 2017

Pendapatan Turun 50 Persen, Ini Curhatan Sopir Taksi Express

Pendapatan sopir taksi Express menurun 50 persen dalam setahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Tokopedia Gandeng Uber Integasikan Layanan Pesan Kendaraan

4 Oktober 2017

Tokopedia Gandeng Uber Integasikan Layanan Pesan Kendaraan

Nantinya pelanggan bisa memesan Uber lewat Tokopedia.

Baca Selengkapnya

Dugaan Suap Uber Indonesia ke Polisi, Polri Masih Mendalami  

20 September 2017

Dugaan Suap Uber Indonesia ke Polisi, Polri Masih Mendalami  

Polri mendalami dugaan suap yang dilakukan Uber Indonesia ke polisi.

Baca Selengkapnya

Diduga Lakukan Penyuapan, Uber Diselidiki di AS

30 Agustus 2017

Diduga Lakukan Penyuapan, Uber Diselidiki di AS

Departemen Kehakiman AS dilaporkan telah mulai menyelidiki apakah manajer di Uber melanggar undang-undang AS yang melawan penyuapan pejabat asing.

Baca Selengkapnya