BI: Surplus Neraca Perdagangan Lebih Baik dari Perkiraan  

Reporter

Jumat, 18 Maret 2016 04:44 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan surplus neraca perdagangan pada Januari-Februari lalu masih sejalan dengan perkiraan defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2016.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Eksekutif Kebijakan Moneter BI Yudha Agung. "Surplus neraca perdagangan kemarin lebih baik dari perkiraan kita di awal tahun, sehingga untuk triwulan I ini, kami perkirakan defisit neraca transaksi berjalan lebih baik, sekitar 2,6-2,7 persen," ujarnya di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2016.

Menurut Tirta, defisit transaksi berjalan dapat dibiayai dari surplus neraca finansial yang didukung perkembangan arus masuk investasi portofolio yang mencapai US$ 2,2 miliar hingga bulan lalu. "Aliran modal asing di pasar saham tercatat positif, sejalan dengan prospek ekonomi domestik yang semakin baik," ujarnya.

Baca Juga: Ini Poin-poin Kesepakatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Tirta mengungkapkan cadangan devisa pada akhir Februari kemarin tercatat sebesar US$ 104,5 miliar. Angka tersebut setara dengan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor sekaligus pembayaran utang luar negeri pemerintah. "Angka itu juga berada di atas standar kecukupan internasional, yakni sekitar tiga bulan impor."

Neraca perdagangan pada Februari lalu, ujar Tirta, surplus sebesar US$ 1,15 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan surplus neraca nonmigas, seperti ekspor perhiasan dan produk-produk dari besi dan baja. Neraca migas pun tercatat surplus setelah pada bulan lalu defisit.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

58 menit lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya