Kominfo Kaji Penghapusan Aplikasi Uber dan GrabCar

Reporter

Senin, 14 Maret 2016 14:27 WIB

Pengemudi melintasi deretan mobil taksi yang diparkir di kawasan Monumen Nasional saat terjadi unjuk rasa ribuan pekerja transportasi darat di depan Istana Negeara, Jakarta, 14 Maret 2016. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informasi akan mengkaji desakan sopir taksi yang meminta penghapusan aplikasi Uber dan GrabCar. Juru bicara Kominfo, Ismail Cawidu, mengatakan tidak bisa langsung menutup aplikasi itu karena akan melihat aspek hukumnya dulu. "Perlu proses. Kami akan melihat undang-undang mana yang dilanggar," ucap Ismail di kantor Sekretaris Negara, Jakarta, Senin, 14 Maret 2016.

Ia menyatakan perlu beberapa proses bagi Kominfo untuk menutup sebuah aplikasi, mulai pengajuan keberatan hingga pembahasan di level panelis. Ia berharap, dalam 15 hari ke depan, Kominfo sudah mempunyai keputusan. "Harus ada alasan yang jelas (penutupan aplikasi)," ujarnya.

Hari ini ratusan sopir taksi yang tergabung dalam Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta dan Istana Merdeka. Mereka menuntut pemerintah menutup layanan angkutan pelat hitam yang difasilitasi perusahaan jasa aplikasi, seperti Uber dan GrabCar. Beberapa pengunjuk rasa yang mendatangi Istana diterima Sekretaris Negara Pratikno dengan didampingi Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah.

Setelah bertemu dengan Pratikno, Ketua Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat Cecep Handoko menuturkan pemerintah akan berupaya mendorong aturan yang akan menjadi pegangan pelaku transportasi. Cecep berujar, jika sudah ada payung hukumnya, para sopir pun siap bersaing dengan sehat. "Ini soal regulasi saja," katanya.

Pasalnya, pelaku transportasi resmi, yaitu yang berpelat kuning, dibebani berbagai macam aturan dan biaya. Salah satunya, ucap Cecep, penetapan tarif ongkos. Ia pun mendesak Kominfo mengikuti rekomendasi Kementerian Perhubungan. Menurut Cecep, persoalan transportasi berbasis online telah melahirkan kegelisahan di kalangan sopir taksi dan pengemudi angkutan lain.

Aminuddin, sopir taksi, mengaku penghasilannya tergerus sejak kehadiran Uber dan GrabCar. Pria 44 tahun yang sudah sembilan tahun menjadi sopir taksi ini mengatakan, sebelum ada aplikasi Uber dan Grab, ia bisa mengantongi uang Rp 400 ribu dalam sehari. "Sekarang cuma Rp 200 ribu. Rp 100 ribu-nya diberikan buat setoran," ucap sopir taksi Primajasa itu.

ADITYA BUDIMAN




Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

10 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

14 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

16 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

16 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

23 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

25 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

38 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

58 hari lalu

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya