Produsen Kacang Mete Raih Penghargaan Pemerintah Amerika
Editor
Zed abidien
Sabtu, 12 Maret 2016 06:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - East Bali Cashews, produsen kacang mete di Bali berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Award for Corporate Excellence (ACE) dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat atas dampak sosial yang mereka ciptakan.
East Bali Cashews membantu masyarakat lokal agar dapat meningkatkan kualitas kacang mete yang mereka tanam dan mengolahnya.
“Sebelumnya, masyarakat Bali Timur hanya bertani mete, sementara pengolahan berada di luar negeri. Kami melihat peluang agar masyarakat dapat menghasilkan produk premium berharga terjangkau di lingkungannya sendiri, menciptakan peluang ekonomi lebih besar,” cerita Aaron Fishman, pendiri dan CEO East Bali Cashews, dalam rilis Endeavor Indonesia pada Jumat, 11 Maret 2016.
Perusahaan, yang merupakan network Endeavor Indonesia, ini telah membuka lapangan kerja bagi sedikitnya 350 orang di Bali Timur serta menyediakan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan bagi lebih dari 800 anak-anak pekerja.
Endeavor Indonesia adalah gerakan kewirausahaan yang fokus pada pengembangan high impact entrepreneurship. Selain East Bali Cashews, sejumlah entrepreneur dalam network Endeavor yang berhasil mencuri perhatian internasional adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari Bukalapak dan Gibran Huzaifah dari Cybreed.
Achmad Zaky, Fajrin Rasyid, dan Gibran Huzaifah berhasil lolos dalam seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai dan resmi menjadi Endeavor Entrepreneur. Para kandidat Endeavor Entrepreneur telah melewati beberapa tahapan dalam proses seleksi ketat di tingkat lokal sebelum akhirnya dapat mencapai tahap akhir, yaitu ISP.
Bukalapak dianggap berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia melalui bisnis market place online. Pada 2015, sekitar 500 ribu UMKM bergabung ke Bukalapak, dengan pendapatan rata-rata Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya. Gibran Huzaifah tak kalah inspiratif. Melalui Cybreed, dia membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien lewat teknologi eFishery.
Produk ini adalah alat pemberi pakan ikan dengan sensor untuk mendeteksi nafsu makan ikan dan memberikan pakan sesuai kebutuhan. Petani dapat mengontrol ternak dari smartphone, menghemat 70 persen sumber daya yang selama ini terserap ke aktivitas memberi pakan ikan saja. Dengan 40 persen populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis Gibran berpotensi memberikan dampak besar.
ROFIQI HASAN