Rupiah Menguat ke Level 13.054, Kalla: Tetap Harus Hati-hati

Reporter

Editor

Elik Susanto

Kamis, 10 Maret 2016 20:03 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla tertawa saat bersiap menerima kunjungan kehormatan dari Deputi Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus (kiri) di sela-sela KTT LB Ke-5 OKI mengenai Palestina dan Al-Quds Al-Sharif di JCC, Jakarta, 7 Maret 2016. ANTARA FOTO/OIC-ES2016

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla melihat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan sinyal positif. Menurut Kalla, kurs rupiah yang terus menguat mencerminkan ekonomi Indonesia tengah stabil. "Tapi tetap harus hati-hati," katanya di Jakarta, Kamis, 10 Maret 2016.

Faktor lain yang membuat level rupiah stabil di posisi 13 ribuan, ujar Kalla, adalah kondisi eksternal, yaitu ekonomi Amerika yang belum kuat. Situasi itu mendorong melemahnya dolar yang berimbas terhadap penguatan rupiah.

Kalla berharap stabilnya nilai tukar rupiah akan mendorong investasi menjadi lebih baik. Dengan makin stabilnya rupiah terhadap dolar, Kalla mengatakan, pelaku usaha bisa membuat proyeksi. Meski demikian, Kalla berharap pemerintah bisa menjaga keseimbangan ekonomi dengan menguatnya rupiah. "Harus dijaga supaya ekspor berjalan baik," tuturnya.

Penguatan rupiah di sisi lain mesti diwaspadai. Kalla tak ingin menguatnya rupiah malah semakin mendorong impor yang ujungnya bisa memperlemah ekspor. Kalla meminta agar rupiah bisa dijaga di level yang wajar.

Pekan ini pergerakan rupiah relatif stabil. Sempat menyentuh angka 12.984 per dolar AS beberapa hari lalu, rupiah konstan bergerak di posisi 13 ribu. Hari ini, Kamis, 10 Maret 2016, rupiah berada di angka 13.149 atau melemah dibanding dua hari lalu, yang berada di posisi 13.128.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 103 poin menjadi 13.054 dibanding sebelumnya di posisi 13.157 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang cenderung mengalami perbaikan," ujar analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta.

Ia mengatakan aliran dana asing yang mulai masuk ke negeri, baik di pasar saham maupun pada surat utang atau obligasi pemerintah, menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang domestik. Tren inflasi yang rendah pada tahun ini, kata Lukman, juga kembali memicu harapan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) berpotensi kembali dipangkas, yang akhirnya dapat menekan suku bunga kredit perbankan.

Dengan begitu, konsumsi di dalam negeri berpotensi meningkat, yang akhirnya menopang perekonomian domestik. Kendati demikian, Lukman mengingatkan bahwa aliran dana asing itu berpotensi berbalik kembali ke negara asalnya jika laju perekonomian Indonesia tidak sesuai dengan estimasi pasar.

Pemerintah diharapkan dapat menjalankan kebijakan yang telah dikeluarkan agar dampaknya terasa, sehingga aktivitas ekonomi domestik bergerak meningkat.

ADITYA BUDIMAN | ANTARA

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

12 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

23 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

23 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

23 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

24 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

24 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

41 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya