Rupiah Menguat, Jokowi: Paket Kebijakan Direspons Positif  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Kamis, 10 Maret 2016 15:45 WIB

Presiden Joko Widodo/Jokowi. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan penguatan nilai rupiah yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh adanya paket kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan deregulasi. Menurut Presiden, penguatan rupiah berarti paket kebijakan direspons positif oleh pasar.

"Kalau bicara mengenai rupiah yang semakin menguat, semakin baik. Artinya, kebijakan-kebijakan paket deregulasi yang diberikan, yang ada di BI dan OJK, direspons positif oleh dunia usaha dan investasi," kata Jokowi seusai meresmikan Pusat Logistik Berikat di Cilincing, Kamis, 10 Maret 2016.

Jokowi menjelaskan, paket kebijakan ekonomi deregulasi yang direspons positif oleh pasar memicu masuknya arus modal dan berujung pada capital inflow. "Kalau ada arus uang masuk, ada arus investasi masuk, ya, otomatis," katanya.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan penguatan rupiah disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Jika tidak ada paket kebijakan deregulasi, faktor eksternal tidak akan memberi pengaruh.

Laju rupiah awal pekan lalu di pasar spot antarvalas kembali mengalami kenaikan terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di saat mata uang lainnya, seperti euro (EUR), pound Inggris (GBP), yuan Cina (CNY), franck Swiss (CHF), dolar Kana (CAD), dan rubel Rusia (RUB), melemah terhadap USD.

Laju rupiah sepanjang pekan kemarin masih menguat. Laju rupiah juga kembali melampaui target area resistan Rp 13.500, Rp 13.495-13.200 (kurs tengah BI). Awal pekan ini atau memasuki pekan kedua Maret, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika semakin menguat.

Banyak analisis memperkirakan penguatan rupiah akan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 9 poin menjadi Rp 13.148 dibandingkan sebelumnya Rp 13.157 per dolar Amerika.

"Mayoritas kurs di kawasan Asia yang bergerak menguat terhadap dolar Amerika menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Kamis, 10 Maret 2016.

Rangga menambahkan, kenaikan cadangan devisa periode Februari 2016 juga menjadi salah satu sentimen yang meningkatkan kepercayaan investor pasar uang di dalam negeri. Berdasarkan data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2016 tercatat sebesar US$ 104,5 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2016 sebesar 102,1 miliar dolar Amerika.

Posisi cadangan devisa per akhir Februari 2016 itu dinilai cukup untuk membiayai 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Dari eksternal, lanjut Rangga Cipta, harapan stimulus oleh bank sentral Eropa (ECB) juga diperkirakan mampu mengangkat optimisme di pasar keuangan kawasan Asia. Sedianya, pertemuan ECB itu akan disimpulkan pada Kamis ini waktu setempat.

ANANDA TERESIA | ANTARA

Berita terkait

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

3 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

6 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

18 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

18 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

19 jam lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

19 jam lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

20 jam lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

20 jam lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Lengser Tahun Ini, Jokowi dan Lee Hsien Loong Jembatani Keberlanjutan Kerja Sama RI-Singapura

21 jam lalu

Lengser Tahun Ini, Jokowi dan Lee Hsien Loong Jembatani Keberlanjutan Kerja Sama RI-Singapura

Jokowi dan Lee Hsien Loong akan menelaah balik 10 tahun kerja sama yang sudah dilakukan sambil menyatakan komitmen kerja sama.

Baca Selengkapnya