Deflasi Jawa Timur Lampaui Nasional, Masyarakat Borong Emas

Reporter

Selasa, 1 Maret 2016 23:40 WIB

Ilustrasi emas batangan. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surabaya – Provinsi Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,10 persen pada bulan Februari 2016 lalu. Angka itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 0,09 persen. “Bulan Februari 2016 kemarin harga-harga barang dan jasa di Jawa Timur mengalami penurunan dibandingkan bulan Januari," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono kepada wartawan di kantornya, Selasa, 1 Maret 2016.

Teguh menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi tertinggi di Jawa Timur adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,53 persen. Lalu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,38 persen. “Yang terakhir adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,21 persen," kata dia.

Tarif angkutan udara juga memiliki andil, karena mengalami penurunan harga sesuai kepurusan Kementerian Perhubungan terhadap tarif batas atas dan tarif batas bawah bagi kelas ekonomi sebesar 5 persen.

Dari 6 kota besar di pulau Jawa, deflasi tertinggi terjadi di kota Semarang sebesar 0,30 persen. Surabaya menempati urutan keempat sebesar 0,11 persen. Sementara di Jawa Timur, kota Kediri mengalami deflasi tertinggi yakni sebesar 0,33 persen.

Meski begitu, terdapat 2 kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi di bulan Februari 2016. Yakni kelompok sandang sebesar 0,88 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,42 persen.


Baca juga: Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Yogyakarta

Teguh menambahkan, meski Jawa Timur mengalami deflasi, masyarakat terdorong membeli emas dan perhiasan. Walhasil, kelompok barang sandang ini mengalami inflasi tertinggi bulan lalu.

Padahal logikanya, kata Teguh, emas dan perhiasan bukan barang kebutuhan primer yang seharusnya tak terlalu dipentingkan untuk dibeli. Menurutnya, ada dua kemungkinan kenapa emas dan perhiasan mengalami kenaikan harga di bulan Februari 2016.

"Pertama adalah mungkin emas sudah menjadi fashion atau tren penampilan di masyarakat. Kedua, sebagian masyarakat kita nampaknya masih suka menabung dalam bentuk emas,” ujar dia. Sehingga, suatu saat dapat dicairkan menjadi uang untuk membayar kebutuhan pokok seperti biaya sekolah anak.

Deflasi yang terjadi di Jawa Timur pada Februari 2016 ini merupakan yang kedua kalinya dalam 11 tahun terakhir. Sebelumnya, deflasi juga terjadi di bulan februari 2015 sebesar 0,52 persen.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

4 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

10 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

12 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

13 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

13 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

13 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya