Pemerintah Optimistis RUU Tax Amnesty Disahkan

Reporter

Selasa, 1 Maret 2016 23:03 WIB

Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro (kiri) saat meninjau lokasi lumpur lapindo di titik 21 di Porong, Sidoarjo, 14 Juli 2015. Dalam kunjungan tersebut Menteri Keuangan menyerahkan berkas kontrak perjanjian dana talangan ganti rugi antara pemerintah dengan PT Minarak Lapindo Jaya kepada Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah optimistis Rancangan Undang-undang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)bisa disahkan tahun ini. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yakin tax amnesty bisa berjalan minimal tiga bulan. "Pasti berjalan dengan baik. Saya yakin," ucapnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.

Menurut Bambang, persoalan RUU Tax Amnesty bukan pada kapan mulai berlakunya namun yang terpenting ialah penerapannya. Penerapan pada tiga bulan pertama dirasa sudah cukup mencapai target yang diinginkan.

Ia mengatakan bila berjalan pada tahun ini keberadaan UU Tax Amnesty tidak akan mengubah banyak aspek pendapatan dan belanja. "Saya hanya perlu tiga bulan sebenarnya," Bambang berujar.

Menteri Bambang menyatakan dalam tiga bulan pertama itu ditargetkan tarif tebusan yang dipatok sebesar dua persen dari total aset wajib pajak yang selama ini tidak dilaporkan bisa tercapai. Tanpa menyebutkan nilainya, jika tarif tebusan itu tercapai maka jumlah yang bisa dikantongi Direktorat Jenderal Pajak cukup besar. "Yang penting tahun ini dan tiga bulannya dapat."

Baca Juga: Menkeu: Jika Tax Amnesty Gagal Pemerintah Potong Anggaran


Saat melantik Direktur Jenderal Pajak baru, Ken Dwijugiasteadi, Bambang menuturkan tax amnesty akan membantu kinerja Ditjen Pajak di tahun berikutnya. Salah satu dampak positifnya ialah makin bertambahnya basis pajak dan makin akuratnya info atau data wajib pajak.

Tak hanya soal tax amnesty melulu, Menteri Bambang juga menekankan penting meningkatkan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Ia ingin penerimaan dari WPOP bisa tumbuh 13 persen pada tahun ini dari sebelumnya 10 persen di tahun 2015.

Ia melihat masih banyak masyarakat mampu yang rendah sekali pembayarannya. "Totalnya baru Rp 9 triliun (WPOP). (Ingin) Naik setinggi-tingginya lah," kata Bambang.

Baca: Harga BBM Turun, Pemerintah Diminta Lebih Transparan


Anggota Komisi Keuangan DPR RI Said Abdullah menilai tidak ada masalah dengan draft RUU Tax Amnesty. Ia berharap pembahasan bisa dilakukan usai masa reses, yaitu pada April nanti.

Said menilai saat ini ada perbedaan pandangan di sejumlah fraksi ihwal urgensi RUU Tax Amnesty. Politisi asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu ingin perbedaan pandangan bisa diatasi bila ingin tax amnesty lolos. Salah satu yang menjadi perhatian ialah mengenai target penerimaan.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

23 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

2 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

8 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

9 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

29 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

40 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

49 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

52 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya