Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Yogyakarta  

Reporter

Selasa, 1 Maret 2016 18:47 WIB

Ilustrasi rokok. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan kenaikan harga rokok menjadi penyumbang inflasi signifikan sepanjang Februari 2016. Duit untuk mengkonsumsi rokok menggeser kebutuhan dasar, misalnya pemenuhan gizi. Dampaknya memicu kemiskinan.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS DIY Arjuliwondo mengatakan pengeluaran kebutuhan masyarakat perkotaan untuk membeli rokok cukup tinggi. Pada Februari, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan indeks sebesar 121,74, lebih tinggi dibanding indeks pada Januari sebesar 121,08.

Dari tiga kelompok pengeluaran itu, kelompok makanan jadi naik 0,09 persen, minuman tidak beralkohol naik 0,82 persen, dan tembakau maupun minuman beralkohol naik 0,34 persen. “Hampir setiap bulan rata-rata ada kenaikan pengeluaran untuk konsumsi rokok,” kata Arjuliwondo di kantor BPS, Selasa, 1 Maret 2016.

Menurut dia, pengeluaran masyarakat perkotaan untuk membeli rokok meningkat seiring dengan kenaikan harga di tingkat produsen. Sebagian masyarakat menyisihkan duitnya untuk membeli rokok sehingga belanja untuk kebutuhan lain menjadi terganggu. Misalnya kebutuhan untuk pemenuhan gizi dan membeli susu. Pengeluaran ini memicu kemiskinan.

Baca juga: Inflasi Komponen Inti Rendah, BPS: Tanda Ekonomi Terkendali

BPS mencatat, Yogyakarta pada Februari ini mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Deflasi terjadi karena menurunnya harga-harga yang menyebabkan perubahan angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan angka indeks, selain makanan jadi dan tembakau, adalah perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, yang naik 0,27 persen.

Pengeluaran sandang naik 0,72 persen, kesehatan naik 0,14 persen, sedangkan kelompok bahan makanan turun 1,08 persen. Pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga turun 0,02 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,26 persen.

Komoditas yang paling mempengaruhi inflasi di antaranya kontrak rumah, jeruk, emas, perhiasan, sewa rumah, dan kacang panjang. Sedangkan komoditas yang menghambat inflasi ialah bawang merah, tarif listrik, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bensin. Laju inflasi Februari 2016 terhadap Desember 2015 sebesar 0,44 persen. Sedangkan laju inflasi tahunan pada Februari 2015 sebesar 3,83 persen year on year.



SHINTA MAHARANI







Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya