Dapat Kredit Rp 4,7 Triliun, Bisnis Garuda Makin Ekspansif  

Reporter

Kamis, 25 Februari 2016 13:51 WIB

Dirut Garuda Indonesia yang baru, M. Arief Wibowo usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten, 12 Desember 2014. Dalam rapat tersebut para pemegang saham mengangkat M. Arif Wibowo mengantikan Emirsyah Satar. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Garuda Indonesia bersama dengan BRI, Bank Mandiri, dan BNI melakukan penandatanganan kerja sama fasilitas kredit modal kerja untuk maskapai pelat merah ini.

Kerja sama pemberian fasilitas kredit modal kerja tersebut bertujuan untuk mendukung Garuda Indonesia, terutama dalam pengelolaan modal kerja melalui fasilitas pembiayaan kebutuhan bahan bakar armada, perawatan armada, dan kebutuhan modal kerja lainnya.

Ketiga bank BUMN tersebut menyepakati pemberian fasilitas kredit modal kerja kepada Garuda Indonesia dengan nilai total ekuivalen lebih-kurang Rp 4,7 triliun. Dari jumlah itu, BRI menyalurkan Rp 2 triliun dan US$ 30 juta, Bank Mandiri sebesar Rp 1 triliun, dan BNI US$ 100 juta.

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo, kerja sama ini membuat perusahaan semakin kuat dalam menjalankan visi dan misi serta ekspansi bisnis.

"Dengan adanya fasilitas kredit perbankan oleh mitra bank BUMN, Garuda Indonesia senantiasa akan meningkatkan dan memperluas kerja sama di berbagai bidang, baik yang terkait dengan pengelolaan keuangan, strategi pemasaran maupun bidang-bidang lainnya," kata Arif di kantor Kementerian BUMN, Kamis, 25 Februari 2016.

Baca: Bandara Soekarno-Hatta Siap Saingi Bandara Changi

Selain itu, kata Arif, kerja sama ini dalam rangka mewujudkan sinergi BUMN yang saling menguntungkan, serta mendukung peningkatan daya saing melalui keunggulan produk dan layanan yang dimiliki masing-masing BUMN.

Adapun masa tenor dari fasilitas kredit modal kerja tersebut adalah selama 1 tahun. Fasilitas kredit modal kerja itu dapat digunakan dalam instrumen Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (“SKBDN”), Letter of Credit (“LC”) Sight/Usance/Usance Payable at Sight (“UPAS”), Standby Letter of Credit (“SBLC”), dan Cash Loan, untuk mendukung kebutuhan pembiayaan modal kerja perusahaan.

Sebagai bagian dari program pengembangan armada yang berkelanjutan, sepanjang 2016 Garuda Indonesia Group akan menerima kedatangan 16 armada baru, terdiri atas satu Boeing 777-300ER, empat Airbus A330-300, empat ATR72-600, dan delapan Airbus A320 untuk Citilink. Dengan demikian, hingga akhir 2016 ini, Garuda Indonesia Group akan mengoperasikan total 188 armada yang terdiri atas 144 armada Garuda Indonesia dan 44 armada Citilink.

DESTRIANITA K.


Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

6 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

7 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

11 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

12 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

12 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

15 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

18 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

23 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

24 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya