TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minyak dan gas bumi ConocoPhillips berencana menutup kilang LPG (liquified petroleum gas) di Lapangan Belanak, Blok B Laut Natuna Selatan akhir 2016 mendatang. Pengolahan nantinya hanya fokus untuk gas alam.
"Kami sedang persiapan penutupan," ujar Vice President Development and Relations ConocoPhillips Joang Laksanto, Selasa malam, 23 Februari 2016.
Joang mengatakan kilang ditutup lantaran menurut perusahaan skala keekonomiannya sudah menurun. Sayangnya, Joang enggan memberi alasan detail terkait langkah ini.
Saat ini produksi LPG di kilang terapung(Floating Producing Storage Offshore) mencapai 10 ribu barel LPG per hari. Penutupan kilang masih menunggu persetujuan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Penutupan ini adalah aksi lanjutan dari rencana perusahaan melepas seluruh sahamnya di Blok B. Beberapa perusahaan, menurut Joang, sudah menyatakan minatnya.
ConocoPhillips menguasai saham Blok B sebesar 40 persen. Inpex Corporation memiliki kepemilikan sebesar 35 persen dan Chevron Corporation sebesar 25 persen.
Proses pelepasan atau lebih dikenal dengan farm out ini ditargetkan perusahaan selesai pada pertengahan tahun mendatang.
"Sejauh ini kan sudah open data. Kami beri kesempatan pada calon peminat dahulu," ujar Joang,
ROBBY IRFANY
Berita terkait
Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas
23 Februari 2024
Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.
Baca SelengkapnyaPenyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar
3 Januari 2023
BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAirlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas
24 November 2022
Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas
23 November 2022
Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.
Baca SelengkapnyaKepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar
23 November 2022
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.
Baca SelengkapnyaEks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri
28 Oktober 2022
Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri
Baca SelengkapnyaTemuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif
21 Juli 2022
SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.
Baca SelengkapnyaArus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen
25 April 2022
BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaKrisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu
24 Oktober 2021
Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil
Baca SelengkapnyaJoe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas
22 Januari 2021
Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.
Baca Selengkapnya