Pengamat: 2020, Ekonomi Indonesia Masuk Masa Emas

Reporter

Selasa, 23 Februari 2016 08:37 WIB

Pekerja menyiapkan barang pesanan pelanggan untuk dikirim di gudang situs belanja online mataharimall.com di Jakarta, 10 Desember 2015. Tahun ini, sebanyak 140 e-commerce akan memberikan diskon hingga 90% dengan nilai total diskon diperkirakan mencapai Rp 120 miliar. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat e-commerce asal Institut Teknologi Bandung (ITB), Kun Arief Cahyantoro, mengatakan, pada 2010-2030, Indonesia akan memasuki masa emas dalam pertumbuhan ekonominya. Hal ini karena Indonesia diuntungkan oleh keadaan demografi atau bonus demografi.

"Yang dimaksud bonus demografi adalah populasi usia produktif sangat besar dan melebihi usia yang tidak produktif dan yang belum produktif. Kelompok usia produktif ini merupakan kumpulan orang yang tergolong strong customer dan jumlahnya sangat besar," kata Kun Arief di Locanda Cafe, Senin, 22 Februari 2016.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditunjang kondisi demografi, yaitu melonjaknya jumlah populasi usia produktif. Adapun jumlah penduduk Indonesia yang muda pada rentang waktu tersebut sedang masuk fase senang berbelanja.

Kun Arief menjelaskan, hanya lima negara yang pernah mengalami ini. Negara terakhir yang merasakannya adalah Cina. Saat itu ekonomi Cina naik pesat. "Adapun Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan pada 2020."

Baca: Jual-Beli Online, Aplikasi Mobile Punya Peran Signifikan

Sayangnya, proyeksi melonjaknya keinginan berbelanja masih menghadapi beberapa kendala, terutama saat berbelanja online. Saat membuka situs belanja online, kebanyakan konsumen sekadar cek harga dan berbelanja di tempat lain.

Kendala lain adalah ketakutan akan penipuan atau afraid of fraud. Masih banyak pula orang yang harus memegang atau mencoba barang tersebut sebelum berbelanja.

Kendala terakhir adalah fasilitas online payment pada e-commerce yang masih minim. "Harapannya, sebelum mencapai masa emas, semua tantangan e-commerce tersebut sudah terselesaikan," ujar Kun.

E-commerce harus menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, usia produktif bisa dijadikan investment of growth dan investment booster. Kalau strategi tersebut tidak dipersiapkan, potensi ekonomi akan sulit dioptimalkan. E-commerce harus bisa menarik konsumen untuk menjadi real buyer.

LARISSA HUDA


Berita terkait

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

11 jam lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

19 jam lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

2 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

5 hari lalu

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

6 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

8 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

9 hari lalu

ITB Gelar Bursa Kerja, Diikuti Perusahaan dari Dalam dan Luar Negeri

Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar bursa kerja selama dua hari 19-20 April 2024 di gedung Sasana Budaya Ganesha.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

10 hari lalu

Penjelasan Pakar ITB Soal Petir Erupsi yang Terjadi Saat Letusan Gunung Ruang

PVMBG secara cepat menaikkan status Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

10 hari lalu

BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

Penutupan jalan provinsi di Kawasan Sains Terpadu B.J. Habibie menjadi artikel terpopuler Tekno pagi ini, Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya