Dua Pecalang atau petugas keamanan adat Bali berpatroli di kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai saat Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1937 di Bali, 21 Maret 2015. Selama Nyepi semua penerbangan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai dihentikan. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, menyiapkan Notice to Airmen" (Notam) atau surat pemberitahuan kepada pelaku dunia penerbangan terkait penutupan bandara setempat saat Hari Raya Nyepi, 9 Maret 2016.
General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo di Kuta, Kabupaten Badung, Senin (22 februari 2016), menjelaskan bahwa idealnya Notam akan dikeluarkan satu minggu sebelum Nyepi.
"Idealnya satu minggu sebelum Nyepi keluar Notam," ucapnya.
Melalui Notam itu pihak maskapai penerbangan dan bandara di seluruh dunia bisa menjadwal ulang atau mengatur penerbangan dari dan ke Bali selama peringatan Nyepi Tahun Baru Caka 1938.
Menurut dia, bertepatan dengan Hari Raya Nyepi itu, salah satu bandara tersibuk di Tanah Air tersebut akan ditutup selama 24 jam.
Bandara ditutup mulai pukul 06.00 WITA pada 9 Maret 2016 dan beroperasi normal keesokan harinya pada pukul, 06.01 WITA, seperti pada operasional tahun-tahun sebelumnya.
Meski ditutup namun pihaknya akan menyiapkan sejumlah petugas operasional yang tetap bekerja di bandara tersebut mengantisipasi apabila ada hal bersifat darurat.
"Petugas operasional akan tetap standby (siaga)," imbuhnya.
Angkasa Pura juga tengah menyiapkan pelayanan tambahan di bandara setempat apabila dinilai memerlukan pelayanan lain.
Tutupnya bandara selama Hari Raya Nyepi sudah berlangsung sejak tahun 2000 dengan mengacu pada Surat Dirjen Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/1796/99 tanggal 01 September 1999.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 520.890 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-3 hingga H-1 Hari Raya Nyepi 2024 atau pada Jumat-Minggu, 8 hingga 10 Maret 2024.