Sukuk Ritel, Menteri Bambang: Imbalannya Masih Bagus  

Reporter

Jumat, 19 Februari 2016 03:59 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meresmikan pembukaan masa penawaran Sukuk Negara Ritel seri SR-008. Penawaran ini dimulai Jumat, 19 Februari hingga 4 Maret 2016. Sukuk Ritel kali ini memberikan imbalan sebesar 8,3 persen per tahun dengan tenor tiga tahun. Pembayaran dilakukan secara bulanan setiap tanggal 10 dalam jumlah tetap atau fixed.

"Kalau bicara Sukuk Ritel, yang langsung jadi perhatian saya adalah imbalannya yang masih bagus untuk yang investasi," kata Bambang di Kementerian Keuangan, Kamis, 18 Februari 2016.

Sukuk Negara Ritel seri SR-008 diterbitkan dengan akad "ijarah asset to be leased" yang mencerminkan penyertaan kepemilikan investor terhadap aset surat berharga syariah negara (SBSN). Sukuk bunga merupakan proyek atau kegiatan APBN tahun anggaran 2016 serta barang milik negara (BMN) berupa tanah ataupun bangunan. Masyarakat yang ingin membeli Sukuk Negara Ritel bisa menghubungi 26 agen penjual yang telah ditunjuk pemerintah.

Bambang menyebutkan Sukuk Negara Ritel ini harus bersaing dengan tingkat bunga pada deposito yang saat ini sebesar tujuh hingga delapan persen. Kementerian sedang mengupayakan penurunan tingkat bunga deposito untuk menarik masyarakat terhadap Sukuk Ritel.

Menurut Bambang, kalau tingkat bunga deposito lebih tinggi atau sama dan nyaris tanpa risiko, masyarakat akan memilih deposito. "Selain itu, return dari sukuk juga harus lebih besar dari deposito."

Bambang berujar ia menginginkan instrumen sukuk menarik bukan karena mengandalkan imbalan setinggi-tingginya, melainkan menginginkan Sukuk Ritel menjadi alternatif investasi masyarakat Indonesia secara umum. Dengan mengandalkan tingkat bunga yang tinggi, sulit rasanya melakukan diversifikasi instrumen investasi.

"Apa pun investasinya harus menjanjikan return yang lebih tinggi dari delapan persen. Namun, dengan menaikkan dari angka tersebut, tentunya jika dalam konteks negara, akan menjadi beban dalam pembayaran bunga," kata Bambang.

Dengan upaya menurunkan tingkat suku bunga lebih rendah, Sukuk Ritel bisa terus berkibar. Meskipun tawaran bunga yang rendah, investasi tersebut tetap menarik. Kementerian Keuangan sangat mendukung penerbitan Sukuk Ritel dan Obligasi Ritel secara teratur dan lebih mengupayakan dapat menjangkau masyarakat.

"Kami ingin, jika negara harus berutang, negara berutang pada masyarakatnya sendiri. Hal ini pernah dilakukan seperti di Jepang," Bambang berujar.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

4 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

8 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

10 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

10 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

30 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

42 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

51 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

52 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

Pemerintah telah melelang Surat Utang Negara hari ini Rabu, 13 Maret 2024. Total nominal yang dimenangkan mencapai Rp 24 triliun.

Baca Selengkapnya