Sukuk Ritel Tumbuh, Pemerintah Cukup Berutang ke Warganya

Reporter

Kamis, 18 Februari 2016 23:07 WIB

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro berharap suatu hari nanti jika negara ingin berutang, maka cukup berutang pada masyarakatnya sendiri. Hal ini merupakan cara yang dilakukan oleh Jepang untuk menjaga stabilitas ekonominya.

"Di Jepang, debt to GDP ratio-nya (rasio utang terhadap produk domestik bruto) mencapai 200 persen, jauh di atas Indonesia yang masih 27 persen," kata Bambang di Kementerian Keuangan pada Kamis, 18 Februari 2016.

Bahkan, Bambang mencatat, dari seluruh utang Indonesia, investasi asingnya masih 39 persen. Hal ini selalu diributkan oleh pihak domestik atau asing terkait isu sudden reversal atau penarikan dana asing secara mendadak dan besar-besaran dari surat utang Indonesia.

"Jadi selalu ada bayang-bayang ketidakstabilan. Ini harus diperbaiki bagaimana rasio utang terhadap PDB bisa 200 persen, tapi investasi asing di bawah 10 persen. Sehingga tidak ada lagi isu sudden reversal," kata dia.

Bambang menuturkan, mendekatkan masyarakat umum dengan instrumen investasi bukan hal yang mudah. Sebab, selama ini masyarakat berpikir yang paling mudah berinvestasi adalah dengan cara menempatkan deposito di bank. Di luar itu akan sulit, seperti reksadana atau jual-beli saham.

Selain itu, kesulitan membawa masyarakat untuk berinvestasi di luar deposito adalah karakter masyarakat yang tidak berani mengambil risiko. Sehingga, tidak mudah memindahkan dana masyarakat dari deposito ke reksadana dengan hanya menurunkan tingkat bunga simpanan.

"Meskipun tingkat bunga deposito menjadi lima persen, kemudian didorong ke reksadana atau saham, mungkin mereka akan tetap memilih deposito, karena belum ada yang membuat mereka merasa benar-benar aman," ujar Bambang.

Bambang menilai, sukuk negara ritel bisa menjadi jembatan antara basis investor yang besar dengan instrumen keuangan yang kurang dimengerti oleh investor kecil. Sehingga, jika banyak yang membeli sukuk ritel maka negara akan aman. Kemudian, investor yakin tidak akan kehilangan uangnya.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

1 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

7 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

8 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

28 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

29 hari lalu

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

Presiden Joko Widodo tak menyangkal ada kekurangan membayar pemerintah kepada PT Pupuk Indonesia (Persero) soal utang pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

39 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

48 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya