Petani Kopi Minta Insentif Ekspor, Karena...

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 17 Februari 2016 23:02 WIB

Petani memperlihatkan biji kopi usai dipanen di perkebunan Paradise Lost di Kiambu, Kenya, 10 November 2015. Industri kopi Kenya menargetkan hasil panen tahun 2016 meningkat hingga 50.000 metrik ton. REUTERS/Siegfried Modola

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan petani kopi di Jawa Barat meminta pemerintah memberi insentif agar bisa ekspor langsung.


Ketua Asosiasi Petani dan Pengusaha Kopi Jabar Enjang Rukmana mengatakan selama ini ekspor kopi masih mengandalkan pintu Medan dan Surabaya, karena untuk ekspor langsung dari Jabar membutuhkan modal besar.


Menurutnya, ekspor kopi melalui Surabaya dan Medan sebenarnya kurang menguntungkan karena keuntungan yang didapatkan petani relatif rendah.


"Oleh karena itu, kami membutuhkan insentif agar bisa ekspor langsung, dan petani bisa menikmati keuntungan lebih baik di saat tingginya harga kopi," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17 Februari 2016).


Dia menjelaskan permintaan kopi dari luar negeri cukup besar, baik dari negara-negara di Asia, Eropa serta Amerika. Akan tetapi, upaya pemerintah dalam mendorong pengembangan kopi dinilai belum maksimal sehingga peluang pasar ekspor tersebut tidak bisa digarap.


Advertising
Advertising

Saat ini volume produksi kopi asal Jabar sekitar 10.000 ton per panen, dengan kualitas yang tak kalah dibandingkan dengan kopi asal Brazil.


Dia memproyeksikan produksi kopi tahun ini bakal meningkat 10%, setelah mengamati perkembangan buah kopi di lapangan. "Pemerintah juga perlu membantu memperluas akses pasar ekspor, jangan hanya menunggu dari perusahaan yang akan mengajukan ekspor."


Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi Pemprov Jabar yang sudah memberikan jutaan bibit kopi kepada petani, yang diikuti dengan pengawasan dan pembinaan langsung di lapangan.


Menurutnya, beberapa tahun ke belakang program pembagian bibit gratis sering tidak tepat sasaran. "Sekarang pemerintah sudah melangkah dengan benar karena terjun langsung ke lapangan," ujarnya.


Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggalakkan sertifikasi pembenihan bibit kopi guna menghasilkan komoditas bermutu tinggi di pasar internasional.


Menurutnya, benih merupakan penentu awal peningkatan produksi perkebunan, sehingga proses sertifikasi dan pengawasan mutu benihnya harus terus ditingkatkan. "Tujuannya agar memberikan kepastian usaha bagi produsen dan pengedar benih," ujarnya.


BP2MB telah melakukan sertifikasi dan pengawasan mutu benih kopi pada 2015 sebanyak 2 juta pohon. Bibit tersebut secara berkala disebar kepada petani agar hasil produksinya lebih berkualitas.


"Ada tiga sumber benih untuk pengujian laboratorium dan lolos sebagai benih siap edar sebanyak 2 juta pohon, serta sudah dikeluarkan surat pengujian hasil mutu benih," ujarnya.


Adapun pemberian benih dilakukan sejak Oktober 2015 hingga beberapa bulan ke depan yang disebar secara bertahap.


Pada perkembangan terpisah, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jabar Iyus Supriatna menjelaskan Jabar masih butuh waktu agar bisa ekspor kopi langsung dalam jumlah besar.


Oleh karena itu, komitmen antara petani, pengusaha, dan pemerintah harus terjalin, agar ekspor langsung tersebut memberikan kontribusi besar bagi pendapatan.


"Surat untuk eskpor langsung sudah dibuat oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar. Namun, beberapa kendala belum bisa diatasi sehingga kegiatan ini berpotensi molor hingga beberapa tahun ke depan," ungkapnya.



BISNIS

Berita terkait

Kopi Dingin atau Panas, Mana Lebih Baik Manfaatnya?

15 Juli 2018

Kopi Dingin atau Panas, Mana Lebih Baik Manfaatnya?

Anda lebih suka minum kopi dalam keadaan panas atau dingin? Simak perbedaan manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Saatnya Merayakan Kopi

24 Maret 2018

Saatnya Merayakan Kopi

KOPI Nusantara telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Baca Selengkapnya

Minum Kopi Bikin Panjang Umur: Mitos atau Fakta? Simak Riset Ini

12 Desember 2017

Minum Kopi Bikin Panjang Umur: Mitos atau Fakta? Simak Riset Ini

Minum kopi merupakan ritual wajib bagi beberapa orang.

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Dunia, Sudah Tahu Kopi dari Lepehan Kera?

30 September 2017

Hari Kopi Dunia, Sudah Tahu Kopi dari Lepehan Kera?

Tidak hanya kopi luwak yang biji kopinya sempat dicerna luwak. Toratima pun salah satu kopi yang sempat dicerna mamalia seperti kera.

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Sedunia, Ini Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika

29 September 2017

Hari Kopi Sedunia, Ini Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika

Ini adalah perbedaan kopi robusta dan arabika

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Sedunia, Tip Meroasting Biji Kopi Sesuai Selera

29 September 2017

Hari Kopi Sedunia, Tip Meroasting Biji Kopi Sesuai Selera

Hari Kopi Sedunia sangat sayang dilewatkan tanpa belajar seluk-beluk perkopian, termasuk meroasting.

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Sedunia, Tip Meroasting Biji Kopi Sesuai Selera

29 September 2017

Hari Kopi Sedunia, Tip Meroasting Biji Kopi Sesuai Selera

Hari Kopi Sedunia sangat sayang dilewatkan tanpa belajar seluk-beluk perkopian, termasuk meroasting.

Baca Selengkapnya

Hari Kopi Sedunia, Apa Saja Cita Rasa Kopi?

29 September 2017

Hari Kopi Sedunia, Apa Saja Cita Rasa Kopi?

Kebanyakan orang menilai kopi hanya dengan ?enak, pahit, mantap?. Padahal masih banyak cita rasa yang ditawarkan berbagai jenis kopi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Langkah agar Kopi Tubruk Mencapai Taraf Nikmat Maksimal

10 September 2017

4 Langkah agar Kopi Tubruk Mencapai Taraf Nikmat Maksimal

Tip Trainer dari Barista Indonesia Coffee Academy dan Sekretaris Bidang Pelatihan dan Bisnis Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Setelah 20 Menit dari Seduhan, Rasa Kopi Tubruk akan Berubah

10 September 2017

Setelah 20 Menit dari Seduhan, Rasa Kopi Tubruk akan Berubah

Kopi yang sudah dingin, ekstrasi kafeinnya akan semakin banyak keluar.

Baca Selengkapnya