Obligasi Negara Ritel Seri ORI009. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Peringkat Lembaga Keuangan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo memprediksi pencatatan obligasi korporasi tahun 2016 tidak akan jauh berbeda dibanding tahun lalu. “Angkanya tidak akan jauh dari lima puluh sampai enam puluhan triliun rupiah,” katanya di kantornya, Selasa, 16 Februari 2016.
Tahun 2015 lalu tercatat emisi obligasi korporasi mencapai Rp 67,8 triliun. Namun untuk obligasi syariah, tidak akan mencapai nilai tersebut. Ia menilai investor tidak begitu tertarik dengan sukuk sehingga penerbitan sukuk korporasi lebih sedikit.
Sementara itu, obligasi yang jatuh tempo tahun ini sekitar Rp 48 triliun. Hendro menyebutkan jumlah itu bisa menjadi ukuran emisi obligasi yang baru. Sebab, perusahaan akan refinancing untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo dengan menerbitkan obligasi baru.
Hendro berujar pada Januari 2016 sudah ada emisi obligasi korporasi senilai Rp 1 triliun. "Jumlah itu terdiri dari empat emiten diantaranya dua perbankan dan dua perusahaan properti.
Namun hingga 11 Februari 2016 sudah ada 16 perusahaan yang akan mencatatkan obligasi di Bursa. Hendro menjabarkan ada 4 bank dengan nilai emisi Rp 7,536 triliun. Dari perusahaan teknologi informasi ada satu perusahaan dengan nilai emisi Rp 100 miliar. Sementara ada 6 perusahaan pembiayaan dengan nilai Rp 7,2 triliun. Perusahaan properti ada 4 dengan nilai Rp 500 miliar dan satu perusahaan perkebunan dengan nilai Rp 1,98 triliun.
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.