TEMPO.CO, Jakarta - Emiten pertambangan PT Elnusa Tbk mendapat peringkat idA+ periode 28 Januari 2016 - 1 Desember 2016 dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. “Lebih dari empat puluh tahun di sektor jasa pendukung minyak dan gas, posisi kuat,” kataWakil Presiden Divisi Peringkat Pefindo, Niken Indriarsih di kantornya, Selasa, 16 Februari 2016.
Menurut Niken, Elsuna telah menyiapkan sekitar US $ 200 juta untuk mengamankan sumber pendapatannya (arus kas). Perusahaan ini akan tetap fokus pada pengelolaan aset produksi. Elnusa akan mulai membidik pasar luar negeri hingga ke Timur Tengah.
Niken menyebutkan ada beberapa faktor yang menjadi penghambat peringkat Elnusa, antara lain volatilitas sektor migas. Elnusa sangat tergantung oleh belanja migas. "Jika harga minyak cenderung terus menurun, akan memberikan tekanan pada peringkat."
Meski begitu, peringkat Elnusa bisa dinaikkan jika perusahan berhasil mengembangkan pasar dan ekspansi bisnis baru. Asalkan pertumbuhan terjadi secara signifikan dari sisi pendapatan dan laba. Selain itu juga harus bisa mempertahankan struktur permodalan yang konservatif dan proteksi arus kas yang kuat secara berkelanjutan.
Sebaliknya, kata Niken, peringkat Elnusa bisa dalam tekanan atau diturunkan jika besaran finansial perusahaan melemah dengan nilai utang lebih tinggi dari proyeksi. Penurunan harga minyak dan gas pun mempengaruhi pendapatan dan arus kas sehingga peringkat berpotensi menurun.
Tumbuh 31 Persen, Laba Bersih BSI Kuartal III 2023 Rp 4,2 Triliun
31 Oktober 2023
Tumbuh 31 Persen, Laba Bersih BSI Kuartal III 2023 Rp 4,2 Triliun
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat laba sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31,04 persen, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Optimistis Pendapatan Terus Tumbuh, Bukalapak Berharap Semua Segmen Cetak Profit
13 Oktober 2023
Optimistis Pendapatan Terus Tumbuh, Bukalapak Berharap Semua Segmen Cetak Profit
Bukalapak mencatat pendapatan senilai Rp 1,175 triliun pada kuartal kedua 2023, atau meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp 903 miliar.