Tolak Revisi DNI, APFI: Industri Film Nasional Belum Siap

Reporter

Senin, 8 Februari 2016 22:49 WIB

AP/Jeffrey McWhorter

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) Ody Mulya Hidayat mengungkapkan alasannya menolak revisi daftar negatif investasi (DNI) yang akan direncanakan pemerintah. Kebijakan tersebut dinilai terburu-buru dan sebaiknya dikaji terlebih dahulu sebelum akhirnya benar-benar dibuka. "Paling tidak dikaji selama lima tahun," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 8 Februari 2016.

APFI menolak jika pihaknya dianggap tidak sanggup berkompetisi dengan film asing karena menentang kebijakan ini. Ody menyebutkan bahwa pemeirntah terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan suatu kebijakan.

Menurut Ody, tidak ada yang bisa menjamin industri asing yang masuk itu bisa loyal terhadap perfilman di Indonesia. "Begitu dibuka dan kemudian perusahaan film asing itu masuk, maka kita tidak bisa menahan lagi arus mereka."

Ody menilai perusahaan asing tentu akan mencari keutungan untuk mereka sendiri ketimbang mempertahankan produk film dalam negeri. Mekanisme perputaran film tentunya akan berjalan sesuai dengan kebijakan mereka sendiri.

"Saya jamin mereka tidak ada yang loyal dengan film nasional. Sekarang saja sudah kelihatan beberapa bioskop tidak memprioritaskan film nasional," Ody berujar.

Menurut Ody, sebaiknya dalam memutuskan kebijakan DNI pemerintah lebih realistis. Industri perfilman nasional sebaiknya merefleksikan kemampuan dan kompetisi produk mereka masing-masing. Ody masih melihat beberapa industri film nasional yang hanya ikut meramaikan namun belum nampak prestasinya.

Baca: Bekraf: 10 Asosiasi Film Dukung Revisi DNI, Satu Menolak

"Ribuan layar digelar kalau kita belum bisa bersaing ya percuma. Tidak akan menambah jumlah penonton film nasional," kata Ody.

Ody meyakini, kebijakan merevisi ini berkaitan erat dengan bisnis. Sementara, di dalam bisnis, laba merupakan indikator utama untuk meneruskan lanjut atau tidaknya suatu industri.

Saat ini, menurutnya, kondisi perfilman Indonesia belum bisa benar-benar sejajar dengan asing. "Ini sudah bukan apple to apple lagi. Kalau ada film nasional yang nggak laku, ya dibuang dan ditendang," kata Ody.

Selain itu, menurut Ody, produksi dan promosi, industri nasional belum cukup bersaing dengan asing. Investasi asing yang begitu terbuka akan terus menggerus film nasional.

Baca: Pemodal Asing Boleh Bangun Bioskop, XXI: Kami Terima


Ody mencontohkan industri film yang telah mampan, seperti di Korea. Menurutnya, industri film Korea, tanpa promosi pun sudah bisa berjalan karena kualitasnya sudah diakui dunia. Sedangkan perfilman Indonesia masih harus merangkak untuk mencapai itu semua. "Selain industri dalam negeri terancam, budaya Indonesia juga akan berpengaruh."

LARISSA HUDA

Berita terkait

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

1 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

1 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

4 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

4 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

5 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

6 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

6 hari lalu

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

Menkominfo Budi Arie mengungkap Microsoft akan menggelontorkan investasi dengan nilai yang cukup besar di Tanah Air. Berapa nilainya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

7 hari lalu

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

Pekan ini menjadi hari sibuk Jokowi menemui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair. Apa hasil pertemuan bahas IKN itu

Baca Selengkapnya

Luhut Beberkan Rencana Investasi Besar Apple di RI: Minat di IKN, Bali hingga Solo

8 hari lalu

Luhut Beberkan Rencana Investasi Besar Apple di RI: Minat di IKN, Bali hingga Solo

Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana investasi perusahaan raksasa Apple di Indonesia dalam jumlah besar.

Baca Selengkapnya