Indonesia Gabung TPP, DPR Tolak BUMN Dijual

Kamis, 4 Februari 2016 23:02 WIB

Foto aerial proyek pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau Terminal New Priok di Kalibaru, Jakarta Utara, 18 Januari 2016. Satu terminal di New Tanjung Priok setiap tahun bakal menyumbung pendapatan sewa dari operator sedikitnya US$ 56 juta (Rp 756 miliar), atau US$ 168 juta (Rp 2,26 triliun) jika ketiga terminal sudah dioperasikan semuanya. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Hafisz Tohir, menolak adanya poin privatisasi Badan Usaha Milik Negara dalam klausul perjanjian Trans Pacific Partnership (TPP).

"Kalau Indonesia masuk TPP, kita harus patuh pada aturan itu. Jelas kami tolak," ujar Hafisz saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Kamis, 4 Februari 2016.

Hafisz menjelaskan poin privatisasi BUMN dalam klausul TPP bakal mematikan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat dalam membina dan mengawasi BUMN. "Nantinya, negara harus tunduk pada korporasi. Ini kan menyalahi aturan," ujarnya.

Selain itu. Poin soal privatisasi BUMN, ujar Hafisz, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 yang menyebut kekayaan alam dikelola negara untuk hajat hidup orang banyak.

Hafisz khawatir apabila BUMN diprivatisasi, perusahaan-perusahaan itu bakal menjadi komersial dan kemakmuran rakyat tidak lagi diperhatikan. "Seharusnya kan BUMN diberi penugasan dari negara untuk mengamalkan aturan itu. Bagi kami jelas itu menyulitkan," ujar dia.

Hafizs menilai Indonesia saat ini belum siap untuk bergabung dengan TPP. Sebabnya, kata dia, banyak aturan dalam negeri yang bertentangan dengan klausul TPP. Aturan tersebut, ujar dia, mesti direvisi supaya sinkron dengan aturan TPP. " Kalau masuk TPP, sinkronisasi dulu peraturan yang ada. kita belum lakukan adaptasi itu," ujarnya.

Menurut dia, saat ini ada 12 aturan yang perlu direvisi jika Indonesia masuk TPP. Aturan itu antara lain Undang-undang Penanaman Modal Negara, Persaingan Usaha, Keuangan Negara, Badan Usaha Milik Negara, dan koperasi.

Hafisz mencontohkan dalam Undang-undang Badan Usaha Milik Negara, kepemilikan modal asing hanya boleh 49 persen saja. Namun, apabila Indonesia masuk TPP, maka kepemilikan modal asing bisa melonjak . "Kalau sudah masuk TPP bisa 100 persen. Apakah sudah siap kita? Ada indomaret saja warung kecil pada teriak-teriak," ujarnya.

Selain itu, ujar Hafisz, sertifikasi produk juga harus disesuaikan dengan skala internasional. Menurut dia, fungsi Badan Standarisasi Nasional (BSN) saat ini masih lemah lantaran anggaran kecil. "Harus ada standar internasional. Enggak bisa main bungkus lagi. BSN harus diperkuat," ujarnya.

Pemerintah, ujar Hafisz, perlu mengkaji lebih jauh terkait untung-rugi dan menjabarkan apa saja target yang akan dicapai jika bergabung ke TPP.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengakui perjalanan Indonesia gabung ke TPP masih panjang.

Dia mengatakan saat ini instansinya masih melakukan kajian terhadap dampak dari keikutsertaan Indonesia dalam TPP.
Pemerintah, kata dia, juga membentuk tim khusus untuk mengkaji hal itu.

DEVY ERNIS

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

20 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

5 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

10 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

10 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

10 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

10 hari lalu

Cara Download Safe Exam Browser untuk Tes Online BUMN 2024

Berikut ini cara download Safe Exam Browser untuk tes online pertama Rekrutmen Bersama BUMN 2024 bagi perangkat Windows atau MacOS.

Baca Selengkapnya

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

10 hari lalu

Jadwal Lengkap Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dan Jenis Tesnya

Berikut ini jadwal lengkap tes Rekrutmen Bersama BUMN 2024, mulai dari trial test, tes online 1, tes online 2, hingga tes seleksi di BUMN.

Baca Selengkapnya

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

10 hari lalu

Profil Jalan Tol MBZ dan Sengkarut dalam Pembangunannya Ada Dugaan Korupsi

Pembangunan tol MBZ (Mohamed Bin Zayed) diusut Kejaksaan Agung. Berikut profil Jalan Tol MBZ yang sebelumnya bernama Jalan Layang Japek II.

Baca Selengkapnya