Restrukturisasi Panasonic, Apindo: Di Jepang Kalah Bersaing

Reporter

Kamis, 4 Februari 2016 16:27 WIB

Panasonic. rusbase.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Bekasi Darwoto menganggap restrukturisasi yang dilakukan PT Panasonic dan perusahaan sejenis, murni karena persaingan bisnis dan efisiensi perusahaan sejenis yang berada di negara Asia. "Di Jepang saja mungkin kalah bersaing," kata Darwoto, saat dihubungi Tempo di Jakarta, Kamis 4 Februari 2016.

Menurutnya, restrukturisasi sebuah perusahaan merupakan hal yang biasa terjadi. "Yang membuat hal itu tidak biasa karena ada pemutusan hak kerja dan pekerja tidak siap di-PHK," kata Darwoto yang juga menjadi Pengelola Kawasan MM2100, Cikarang, Jawa Barat.

Menurut Darwoto, kesempatan kerja di Indonesia lebih kecil dibandingkan tenaga kerjanya. Apabila perusahaan tidak berjalan, perusahaan bisa merger (digabungkan) atau menjual saham sehingga ada pemegang usaha yang baru. "Harusnya seperti itu, jelas ini (restrukturisasi) kegiatan yang lumrah," ujarnya.

Baca:Panasonic-Toshiba Tutup, Begini Solusi BKPM


Darwoto mengatakan di sektor manufaktur umumnya terjadi restrukturisasi. Ketika ada pengalihan saham, kepentingan pekerja juga menjadi perhatian. "Penggabungan yang ingin dilakukan Panasonic dengan yang di Pasuruan, hanya satu langkah perusahaan untuk lebih efisien."

"Bagaimana efisiensinya, mana perusahaan yang harus ditutup atau dipindah produksinya. Artinya, tenaga kerja kita masih belum bisa menangkap itu," Darwoto berujar.

Menurut dia, perusahaan sebesar Toshiba, Samsung, dan Panasonic memiliki banyak basis area dan tidak mungkin mengandalkan di satu tempat. Dari sisi bisnis, buruh di satu daerah dapat dikurangi, yang di daerah lain dinaikan.

"Persentase kenaikan gaji 5 tahun hampir 100 persen. Apakah income perusahan naik sebesar itu. Inilah yang perlu pemahaman jangan hanya memikirkan gaji naik, tanpa memikirkan sustainable perusahaan," ucap Darwoto.

Baca Juga: Rachmat Gobel: Tidak Benar Panasonic Tutup


Kemarin Panasonic Executif Advisor Rachmat Gobel menepis kabar soal penutupan perusahaan Panasonic an pemutusan hubungan kerja pada karyawannya. Menurutnya, Panasonic hanya melakukan restrukturisasi dan rasionalisasi bidang usaha. Hal ini dilakukan karena tren teknologi terus berkembang.

"Dengan tujuan efektivitas dan efisiensi maka diperlukan restrukturisasi untuk merespon perkembangan teknologi," kata Rachmat Gobel saat dijumpai di Panasonic Service Center, Cawang, kemarin.

ARKHELAUS W

Berita terkait

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

12 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

12 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

13 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

22 hari lalu

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

Pemerintah, khususnya BI, Kementerian Keuangan dan OJK diminta untuk segera melakukan sejumlah langkah intervensi agar mencegah rupiah kian jeblok.

Baca Selengkapnya

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

22 hari lalu

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

Apindo menyatakan WFH cenderung menciptakan penurunan produktivitas ekonomi nasional secara agregat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

24 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

25 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

45 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

Ketua Apindo menanggapi pengumuman KPU soal Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wapres terpilih pemenang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

47 hari lalu

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

Pembataan barang bawaan impor berlaku sejak 10 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

20 Februari 2024

Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

Apindo menilai, penerapan aturan itu tak perlu ditunda, namun perlu ada pengecualian pada beberapa bahan baku yang belum dan kurang diproduksi dalam negeri.

Baca Selengkapnya