eSynchrony, Bantu Temukan Jodoh Secara Offline dan Online

Reporter

Sabtu, 23 Januari 2016 05:25 WIB

Ilustrasi Cinta. footage.shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Keadaan ekonomi dan kesejahteraan yang meningkat membuat sebagian orang memutuskan untuk menunda pernikahan. Kebanyakan anak muda lebih memilih menghabiskan waktu mereka dengan berjalan-jalan atau bertemu dengan teman terdekat. Namun bukan berarti mereka tak berminat mencari pasangan.

Menurut Violet Lim, Co-Founder dan CEO Lunch Actually Group, kebanyakan anak muda di kota besar lebih memilih bekerja dibanding mencari pasangan. Menurut penelitian Euromonitor International, angka orang single meningkat 55 persen dalam waktu 15 tahun, yakni dari 153 miliar pada 1996 menjadi 277 miliar pada 2011.

Mayoritas kesulitan mencari pasangan lawan jenis lantaran tak memiliki waktu. ”Kebanyakan orang bertemu dengan pasangan mereka di sekolah atau universitas. Begitu masuk ke dunia kerja, mencari pasangan menjadi hal yang sangat sulit dilakukan,” ujar Lim.

Melihat potensi ini, ia pun mendirikan Lunch Actually di Singapura, yaitu sebuah layanan pencarian jodoh premium. Layanan pencarian jodoh ini cukup diminati masyarakat Singapura sejak pertama kali diluncurkan 11 tahun yang lalu. Perusahaan ini tak berhenti melakukan inovasi. Di bawah naungan Lunch Actually Group, mereka kembali meluncurkan platform layanan pencarian jodoh online bernama eSynchrony.

Layanan ini merupakan perpaduan antara online dan offline pencarian jodoh. Semenjak masuk ke Indonesia pada April 2015, layanan aplikasi ini sudah memiliki 200 anggota. Lim pun cukup optimistis dengan kesuksesan layanan ini di Indonesia.

Menurut Lim, dating online di Indonesia sudah cukup menjamur dan rata-rata memiliki 2.000 anggota untuk tiap-tiap platform layanan pencarian jodoh online. Selain itu, penetrasi pasar Internet di Indonesia cukup tinggi, mencapai 30 persen dari total penduduk Indonesia.

eSynchrony pun dinilai memiliki keunikan, karena platform ini menggabungkan antara layanan online dan offline. Layanan online, karena pelanggan bisa mendaftar secara online, nantinya mereka akan melalui 16 tes kompabilitas. Setelah itu, pelanggan akan dihubungi untuk memverifikasi data pelanggan. Di sini mereka akan diminta berbagai dokumen yang memverifikasi keberadaan konsumen sehingga terhindar dari penipuan.

Setelah itu, konsumen juga bisa berkonsultasi dengan dating consultant sebelum akhirnya mulai mencari pasangan. Nantinya, kecocokan konsumen didasarkan pada kuis yang telah mereka isi. Setelah masing-masing merasa cocok, dating consultant akan mengatur pertemuan mereka. Dating consultant akan meminta feedback dari kepuasan serta pendapat mereka mengenai pasangan masing-masing.

Layanan ini dibanderol mulai Rp 800 ribu per dua bulan. Menurut Lim, layanan premium berbayar ini justru membuktikan konsumen serius mencari pasangan. ”Harganya memang terkesan tidak murah. Namun justru membuktikan bahwa setiap konsumen yang mendaftar serius. Selain itu, orang yang ingin membuat akun palsu akan berpikir dua kali.”

Untuk semakin meyakinkan, eSynchrony juga memberikan garansi bagi konsumen mereka. Apabila dalam waktu dua bulan konsumen belum bisa menemukan lawan jenis yang sesuai untuk diajak bertemu dengan lawan jenis, perpanjangan pun akan diberikan secara cuma-cuma. Layanan ini sudah tersebar di Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hong Kong, Bangkok, dan Jakarta, terbatas hanya berada di kota besar saja.




SWA.CO.ID

Berita terkait

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

Baca Selengkapnya

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay

Baca Selengkapnya

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.

Baca Selengkapnya

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?

Baca Selengkapnya