Ini Kendala Perkembangan Bisnis UKM Tangerang Selatan

Reporter

Kamis, 21 Januari 2016 22:12 WIB

Lampu hias dan aksesoris dekoratif dari Kampung Gentur, Cianjur, dipamerkan di gelar produk kreasi Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah di Metro Indah Mall, Bandung, Kamis (28/5). Produk tersebut dijual mulai harga Rp 75.000 sampai Rp 1 juta. TEMPO/Pr

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengusaha skala kecil dan menengah di Tangerang Selatan terkendala oleh terbatasnya tenaga produksi dan pemasaran sehingga bisnisnya tidak bisa berkembang lebih cepat.

Ahmad Sabili, pengusaha skala kecil dan menengah (UKM) produk makanan cemilan, mengatakan sebagian besar tenaga kerja yang ada lebih tertarik bekerja pada industri besar, maupun sektor jasa dan ritel.

“Susah mencari tenaga kerja yang mau repot mengolah bahan baku atau memasak di dapur, karena mereka lebih tertarik kerja dengan pakaian rapi di industri besar atau sektor jasa dan ritel. Kalaupun ada, minta upahnya terlalu mahal,” kata Sabili, Kamis (21 Januari 2016).

Menurut Sabili, prospek usaha dibidang produksi makanan kecil dari singkong seperti keripik dan kerupuk, itu cukup prospektif dilihat dari potensi pasarnya di Jakarta dan daerah sekitarnya.

Untuk itu, lanjutnya, usahanya akan dikembangkan dengan memproduksi aneka makanan cemilan berbasis pisang, mengingat bahan bakunya, termasuk singkong, itu cukup banyak dari wilayah Banten, Jawa Barat, dan Lampung.

Sabili mengungkapkan dirinya bersama rekan sesama pengusaha UKM lainnya tertarik untuk suatu saat bergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tangerang Selatan atau organisasai sejenis yang lainnya.

Namun, imbuh Sabili, untuk bergabung dengan organisasi pengusaha tersebut akan dilakukan nanti setelah usahanya relatif lebih mapan dari kondisi sekarang yang masih dalam tahap berjuang keras memperluas pasar dan meningkatkan produksi.

“Saya tahu banyak manfaatnya, tetapi sampai sekarang saya belum PD untuk bergabung di organisasi seperti Kadin atau yang sejenisnya di Kota Tangsel, dalam kondisi usaha masih perjuangan keras,” ujar Sabili.


BISNIS.COM

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

2 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

10 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

37 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

40 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

42 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

50 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

57 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya