Petani Tasikmalaya Desak Pemerintah Kembangkan Beras Organik

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 19 Januari 2016 23:01 WIB

Petani mencoba mengolah lahannya kembali setelah tanamannya rusak akibat terkena abu vulkanik gunung Bromo di desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, 4 Januari 2016. Akibat guyuran abu vulkanik gunung Bromo, lahan pertanian seluas 1.360 hektare rusak dan gagal panen dengan katagori berat hingga ringan terutama di kecamatan Sukapura dan Sumber. ANTARA/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan petani di Kota Tasikmalaya Jawa Barat meminta pemerintah setempat maupun provinsi untuk menggenjot produksi beras organik.


Penasihat Forum Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tasikmalaya Yuyun Suhud menyatakan saat ini kawasan itu sebagai salah satu sentra terbesar produksi beras organik di Jabar.


Namun, pengembangan beras organik masih terkendala dengan berbagai persoalan salah satunya minat petani yang dibenturkan dengan permodalan.


"Tasik merupakan daerah percontohan penghasil beras organik. Tapi hal ini belum ditunjang dengan modal yang memadai," katanya, Selasa (19 Januari 2016).


Dia menyebutkan, saat ini di Kota Tasikmalaya luas penghasil produksi organik hanya mencapai 5 hektare (ha). Padahal, potensi pengembangannya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ha.


Advertising
Advertising

Dia menjelaskan harga beras organik bisa tiga kali lipat dari harga beras biasanya. Misalnya, harga beras berkualitas premium mencapai Rp10.000 per kg, maka beras organik sebesar Rp30.000 per kg.


"Pasar beras organik saat ini mayoritas masih diekspor karena daya beli masyarakat domestik masih relatif rendah," ujarnya.


Kendati demikian, pihaknya menggandeng gapoktan di Kabupaten Tasikmalaya untuk mengembangkan produksi beras organik di Kota Tasikmalaya. Sebab, Kabupaten Tasikmalaya saat ini pengembangannya lebih intensif.


"Kami terus massif untuk pengembangan beras organik di Kota Tasik. Sebab, jika banyak yang memproduksi tentunya akan mengerek daya saing serta mendongkrak pendapatan petani, apalagi saat ini pasar bebas Asean," ujarnya.


Selain itu, dia mengaku, saat ini jumlah penyuluh pertanian di Kota Tasik masih jauh dari ideal. Saat ini jumlah penyuluh masih di bawah 40 orang, di mana jumlah itu kurang optimal diberdayakan dengan total kelurahan sebanyak 69 wilayah.


BISNIS

Berita terkait

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

23 Februari 2024

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

Hak petani termasuk berbagi manfaat secara adil hingga hak untuk menyimpan dan menjual benih.

Baca Selengkapnya

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

23 Februari 2024

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

Aksi petani dan ribuan peternak di berbagai negara untuk menuntut pemerintah memenuhi hak-hak mereka dalam profesinya.

Baca Selengkapnya

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

15 Januari 2024

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

Ribuan petani di Jerman menggelar protes kenaikan pajak oleh pemerintah. Mereka membawa traktor ke pusat kota Jerman.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh dan Petani Gelar Unjuk Rasa Desak Reforma Agraria

24 September 2022

Partai Buruh dan Petani Gelar Unjuk Rasa Desak Reforma Agraria

Partai Buruh Bersama organisasi buruh dan para petani menggelar unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, Sabtu, 24 September 2022.

Baca Selengkapnya

Pemerintah India Kecam Dukungan Rihanna Terhadap Aksi Petani

5 Februari 2021

Pemerintah India Kecam Dukungan Rihanna Terhadap Aksi Petani

Pemerintah India menilai komentar Rihanna tidak akurat dan tidak bertanggung jawab.

Baca Selengkapnya

Ada Aksi Petani, Pemerintah India Blokir Internet

31 Januari 2021

Ada Aksi Petani, Pemerintah India Blokir Internet

Kementerian Dalam Negeri India mengatakan layanan internet di tiga lokasi di pinggiran New Delhi diblokir hingga Ahad pukul 23.00 waktu setempat

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Ribuan Petani di India Berakhir Ricuh

27 Januari 2021

Unjuk Rasa Ribuan Petani di India Berakhir Ricuh

Aksi damai ribuan petani India menolak tiga undang-undang pertanian yang kontroversial di New Delhi berakhir ricuh.

Baca Selengkapnya

Aksi Kubur Diri Petani Telukjambe Jilid II, 300 Peti Disiapkan

12 Mei 2017

Aksi Kubur Diri Petani Telukjambe Jilid II, 300 Peti Disiapkan

Aksi Petani Telukjambe kubur diri Jilid II akan dilakukan, 300 peti kayu disiapkan, lantaran kecewa dengan keputusan menteri Agraria dan Tata Ruang.

Baca Selengkapnya

Petani Ancam Kubur Diri Lagi Jika Jokowi Tak Selesaikan Masalah

3 Mei 2017

Petani Ancam Kubur Diri Lagi Jika Jokowi Tak Selesaikan Masalah

Jika dalam waktu tiga hari masalah sengketa lahan belum beres, petani Telukjambe mengancam akan menggelar aksi kubur diri lagi.

Baca Selengkapnya