Ini Penyebab Ekonomi Tahun Lalu Rendah  

Reporter

Sabtu, 16 Januari 2016 04:14 WIB

Truk mengangkut nikel mentah dari pertambangan di Sorowako, Sulawesi (8/1). Akibat kebijakan larangan ekspor ini membuat resiko investasi di sektor peleburan dan pengilangan nikel yang mahal menjadi semakin tinggi. REUTERS/Yusuf Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Ryan Kiryanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya 4,75 persen disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab perlambatan ekonomi tahun lalu adalah hampir semua area pembentuk produk domestik bruto melemah. Pertama, konsumsi rumah tangga (KRT) mengalami penurunan. Biasanya pertumbuhan KRT selalu di atas 5 persen. Penurunan hanya terjadi pada 2015.

"Artinya, daya beli rumah tangga anjlok. Terutama mereka yang bekerja, sehingga tidak punya uang lembur atau uang tambahan," katanya.

Akibatnya, rencana pembelian kebutuhan rumah tangga berkurang karena mereka hanya akan memprioritaskan fixed cost atau pembiayaan tetap, seperti biaya sewa, pendidikan, dan kebutuhan pokok. Kedua, sebagian rumah tangga kehilangan pekerjaan, terutama yang bekerja di sektor pertambangan dan perkebunan. "Karena harga bahan baku primer, karet, dan minyak mentah terperosok," ujarnya.

Kemudian, belanja pemerintah juga mengalami penurunan karena tidak optimal. Fokus pemerintah dianggap tidak optimal karena adanya kegaduhan politik dan sebagainya, sehingga serapan belanja juga tidak optimal. Pertumbuhan serapan belanja pemerintah hanya 3 persen pada semester pertama yang biasanya sudah mencapai 6-7 persen.

Faktor selanjutnya, menurut Ryan, adalah ekspor yang terlalu dominan komoditas ekstraktif yang sifatnya raw material atau belum diolah. Kemudian, investasi juga turut mempengaruhi anjloknya pertumbuhan ekonomi. Namun, seperti diketahui, tingkat investasi akan naik kalau government spending atau belanja pemerintah juga tinggi.

"Pengusaha atau investment baru akan di-drive dari government spending. Baik tingkat pusat atau daerah. Namun itu tidak terjadi tahun lalu," tuturnya.

LARISSA HUDA




Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

7 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

15 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

28 Februari 2024

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

2 Februari 2024

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services

Baca Selengkapnya

Daftar Lowongan Kerja BUMN dan Swasta dengan Tenggat 31 Januari 2024

20 Januari 2024

Daftar Lowongan Kerja BUMN dan Swasta dengan Tenggat 31 Januari 2024

Peluang lowongan kerja terbuka untuk Anda dengan pendidikan minimal SMA dan S1 yang baru lulus (fresh graduate) maupun yang sudah berpengalaman.

Baca Selengkapnya

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

10 Januari 2024

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

Bagi Anda yang ingin menutup kartu kredit BNI, bisa mengikuti beberapa cara ini. Simak cara menutup kartu kredit BNI yang aman dan cepat.

Baca Selengkapnya

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan

Baca Selengkapnya

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

19 Desember 2023

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.

Baca Selengkapnya

BNI Raih Dua Penghargaan Bergengsi 2023

16 Desember 2023

BNI Raih Dua Penghargaan Bergengsi 2023

BNI berhasil memperoleh penghargaan dari Euromoney Cash Management Survey 2023 dan Alpha Southeast Asia Awards 2023.

Baca Selengkapnya

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

14 Desember 2023

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023

Baca Selengkapnya