Penurunan BI Rate Mampu Mendorong Laju IHSG

Reporter

Jumat, 15 Januari 2016 22:19 WIB

Siluet seorang pengunjung dengan latar monitor pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 13 November 2015. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Analis Ekonomi dari First Asia Research, David Sutyanto mengatakan langkah Bank Indonesia (BI) yang melonggarkan likuiditas dengan menurunkan suku bunga sebesar 25 bp dan kenaikan harga minyak mentah kemarin akan menopang sentimen positif yang mendorong penguatan laju Indeks Harga Saham Gabungan hari ini. Menurut David, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4490 hingga 4570 alias berpeluang menguat.

"Langkah BI yang melonggarkan likuiditas akan menopang sentimen positif atas saham-saham sektoral yang sensitif interest-rate seperti perbankan, otomotif, dan properti. Sedangkan kenaikan harga minyak mentah menjadi momentum positif rebound saham berbasiskan komoditas,"kata David Sutyanto melalui siaran tertulisnya pada Jumat 15 Januari 2016.

Pada perdagangan saham kemarin, di sesi pertama, didominasi aksi jual pemodal menyusul meningkatnya risiko pasar, terutama dipicu teror bom yang melanda ibu kota Jakarta. Di luar sentimen teror bom, pergerakan pasar sudah cenderung negatif terimbas faktor kawasan dan global.

IHSG sempat anjlok 1,72 persen pada penutupan sesi pertama. Namun kepanikan pasar akibat teror bom tidak berlangsung lama. Langkah Bank Indonesia (BI) yang secara mengejutkan menurunkan tingkat bunga BI Rate 25 bp menjadi 7,25 persen berhasil memulihkan pasar sehingga IHSG ditutup hanya koreksi 23,998 poin (0,53 persen) di 4513,181.

Aksi beli pemodal atas saham perbankan yang mendapatkan momentum positif setelah penurunan BI Rate menjadi penopang utama yang menahan koreksi indeks.

Tadi malam Wall Street berhasil rebound. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 1,41 persen dan 1,67 persen tutup di 16379,05 dan 1921,84. Rally di Wall Street tadi malam terutama ditopang rebound harga minyak mentah yang mengangkat kembali harga saham sektor energi.

Harga minyak mentah tadi malam di AS naik 2,2 persen di US$ 31,15 per barel. Di sisi lain, pasar juga merespon positif pernyataan gubernur bank sentral negara bagian St Louis di AS, James Bullard, yang mengindikasikan kenaikan tingkat bunga The Fed ke depan akan lebih lambat dibandingkan perkiraan sebelumnya menyusul rendahnya perkiraan inflasi di bawah target 2 persen karena turunnya harga minyak mentah.

DESTRIANITA KUSUMASTUTI

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

17 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya