KBRI Berlin Paparkan Penanganan El Nino, Ini Detailnya

Reporter

Rabu, 13 Januari 2016 11:42 WIB

Sawah yang kering terlihat di desa Karang Jati, Banjarnegara, 23 Oktober 2015. Gagal panen yang disebabkan oleh kekeringan El Nino akan memperburuk perekonomian Indonesia, yang sedang tumbuh pada kecepatan yang paling lambat dalam enam tahun terakhir. REUTERS/Nicholas Owen

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim menjadi sorotan banyak pihak di seluruh dunia karena dampaknya mempengaruhi keberlangsungan hidup banyak orang, tidak terkecuali di Indonesia.

Hal itu terungkap dalam diskusi terbuka bersama Wakil Kepala Perwakilan di KBRI Berlin Siswo Pramono di ruang Serbaguna KJRI Hamburg, demikian Kepala Penerangan Sosial dan Budaya KJRI Hamburg Indri Rasad kepada Antara London, Rabu, 13 Januari 2016.

Diskusi diikuti Ketua DIG Hamburg, kalangan akademikus dari Universitas Hamburg, PPI Hamburg, berbagai kalangan masyarakat, dan diaspora di Hamburg. Konjen RI Hamburg menyampaikan, Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara secara langsung menjadi salah satu negara yang harus siap menghadapi berbagai tantangan yang timbul dari efek pergeseran musim dan kekeringan yang berkepanjangan.

Dalam paparannya, Siswo Pramono menyampaikan, perubahan iklim telah menimbulkan peningkatan frekuensi fenomena kekeringan yang dikenal dengan nama El Nino. Indonesia termasuk salah satu negara yang sangat tinggi exposure terhadap risiko kekeringan panjang tersebut dan tentunya akan berdampak terhadap kapasitas perekonomian Indonesia secara umum.

Itu terjadi karena mayoritas komoditas ekspor Indonesia adalah hasil alam yang sangat tergantung dengan kondisi cuaca dan iklim. Dalam data, dampak El Nino sepanjang periode Juni-Oktober 2015 menimbulkan kerugian ekonomi mencapai Rp 221 triliun.

Meski demikian, jika dilihat dari data hotspot (titik panas) pencitraan satelit, dampak buruk El Nino berupa kebakaran hutan dan kekeringan pada 2015 masih di bawah kondisi terburuk di 2006 yang lalu, yakni saat titik panas di Pulau Kalimantan mencapai lebih dari 40.000 titik.

Pada 2015 di pulau yang sama, hotspot tidak lebih dari 5.000 titik. Risiko penanganan dampak perubahan iklim yang salah memberikan dampak yang lebih luas dan tidak terbatas pada dimensi ekonomi Indonesia.

Berbagai langkah konkrit penanganan dampak kekeringan dan kebakaran hutan diambil pemerintah Indonesia, di antaranya dengan pemberian sanksi kepada perusahaan pelaku pembakaran hutan, baik sanksi pengadilan maupun pencabutan izin usaha.

Presiden menginstruksikan pemberlakuan moratorium pemberian izin pengelolaan lahan gambut, peninjauan, dan evaluasi izin pengolahan lahan gambut yang masih ada hingga pelaksanaan tahapan rehabilitasi lahan gambut melalui pengairan (hydrology restoration).




ANTARA

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

3 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

6 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

8 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

8 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

18 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Pemahaman ENSO, IOD, dan Hujan Ekstrem di Indonesia Dinilai Masih Sangat Terbatas

27 hari lalu

Pemahaman ENSO, IOD, dan Hujan Ekstrem di Indonesia Dinilai Masih Sangat Terbatas

Kemungkinan besar hujan ekstrem semakin ekstrem di masa depan termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut Perlinsos Sudah Dibahas Transparan dan Akuntabel Bersama DPR

27 hari lalu

Airlangga Sebut Perlinsos Sudah Dibahas Transparan dan Akuntabel Bersama DPR

Airlangga mengatakan sejumlah negara termasuk Indonesia terdampak El Nino pada bulan Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut Pemberian Bansos untuk Atasi Dampak El Nino, Singgung Program di Negara Lain

27 hari lalu

Airlangga Sebut Pemberian Bansos untuk Atasi Dampak El Nino, Singgung Program di Negara Lain

Bansos ditujukan untuk menjawab permasalahan akibat fenomena alam El Nino.

Baca Selengkapnya