Negosiasi Pengelolaan Kertajati Terganjal Bandara Husein
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 11 Januari 2016 23:01 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra mengatakan, Bandara Husein Sastranegara menjadi ganjalan negosiasi pembentukan joint-venture dengan PT Angkasa Pura II. “Pihak AP II ingin Bandara Husein tetap beroperasi,” kata dia di Bandung, Senin, 11 Januari 2016.
Virda mengatakan, salah satu pertimbangan AP II menginginkan Bandara Husein tetap beroperasi adalah duit yang sudah dikeluarkan untuk merenovasi bandara itu yang akan diresmikan April ini. "Inginnya Husein masih tetap beroperasi, masih ada waktu untuk mengembalikan investasi. Sementara kami berharap sebagaimana Kertajati menggantikan Husein seperti dulu Kualanamu menggantikan Polonia,” kata dia.
Menurut Virda, perbedaan itu yang membuat negosiasi masih mentok. "Kami menginginkan saat Kertajati beroperasi, Bandara Husein kembali ke fungsinya sebagai bandara militer. Salah satu kajian yang membuat sudut pandang berbeda itu kajian tentang penumpang. AP II memproyeksikan masih ada penumpang di Husein, kami memproyeksikan kembali ke fungsinya ke bandara militer,” kata dia.
Tawaran AP II dalam negosiasi pembentukan perusahaan patungan pengelola Bandara Kertajati berpijak pada asumsi Bandara Husein masih beroperasi. Tak hanya itu, Bandara Husein juga disodorkan menjadi penyertaan modal AP II dalam perusahaan patungan dengan BIJB.
Dengan pola kerjasama itu, AP II memproyeksikan pada tahun pertama penumpang di Bandara Kertajati 750 ribu setahun, sementara BIJB yang berpijak pada asumsi Bandar Husein sudah tutup memproyeksikan 2,8 juta penumpang. AP II juga menghitung nilai investasi di BIJB cukup Rp 1,5 trilun. “Tadinya Rp 2,1 triliun, diturunkan jadi Rp 1,5 triliun. Buat kami berat,” kata Virda.
Virda mengaku, soal itu sudah dibahas dalam pertemuan antara Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama Menteri Perhubungan pekan lalu, perwakilan AP II juga hadir. "Kami susah menerimanya karena kontraproduktif, sampai akhirnya Pak Menteri Perhubungan menyerahkan pada kami silahkan negosiasi. Kami dikasih waktu sampai Juni,” kata dia.
Direktur Teknik dan Pengembangan Bisnis PT BIJB Yon Sugiono Kahfi mengatakan, Bandara Husein sudah sulit dikembangkan. “Keberadaan bandara sangat tergantung maskapai. Ketika mereka mau di Kertajati, pihak Husein tidak bisa melarang,” kata dia di Bandung, Senin, 11 Januari 2016.
Dia mengklaim sejumlah maskapai sudah menemuinya untuk membahas rencana memindahkan layanan penerbangannya ke Bandara Kertajati. “Yang sudah menemui kami itu Citylink, Sriwijaya, dan Lion mereka ingin di Kertajati, karena Husein sudah tidak comply lagi terhadap kebutuhan mereka,” kata Yon.
General Manager Bandara Husen Sastranegara PT Angkasa Pura II Dorma Manulu mengatakan, manajemen PT AP II menginginkan agar Bandara Husein masih tetap beroperasi saat Bandara di Kertajati rampung. "Kami maish ingin mempertahankan,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 11 Januari 2016.
Dorma meyakini, pasar yang dibidik Husein dan Kertajati berbeda sehingga keduanya bisa beroperasi. Dia mencontohkan di Jawa Tengah misalnya, miliki tiga bandara yang saling berdekatan yakni Semarang, Jogja, dan Solo yang saling mengisi. “Jawa Barat dengan penduduk lebih besar, kalau ada dua bandara yakni Husein dan Kertajati masih bisa hidup dua-duanya,” kata dia.
Dorma mengatakan, saat ini Bandara Husein hampir menuntaskan pembangunan terminal baru yang diproyeksikan untuk melayani penerbangan domestik paling cepat bulan depan. Selanjutnya manajemen Husein akan merenovasi terminal lama yang diproyeksikan untuk melayani penerbangan luar-negeri. “Nilai paketnya seluruhnya Rp 174 miliar,” kata dia.
AHMAD FIKRI