Hasil Pajak Habis untuk Bayar Utang

Reporter

Editor

Senin, 4 Agustus 2003 11:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Masalah pembayaran utang baik luar negeri maupun dalam negeri menjadi penghambat bagi pemulihan Indonesia. Tanpa adanya solusi yang lebih radikal terhadap masalah ini, Indonesia tidak akan mempunyai struktur ekonomi yang kokoh. Demikian menurut pengamat dari Indef Didik J. Rachbini dalam seminar pemulihan ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu eknonomi Indonesia di Jakarta Kamis (11/4) siang. Menurut dia, pemulihan ekonomi menjadi semu karena azas ekonomi tidak bisa digunakan secara produktif untuk kepentingan masyarakat banyak. Utang juga mempunyai dampak sosial politik yang tidak sedikit. Misalnya, kasus Semen Padang dimana pemerintah harus menjual aset negara kepada investor asing akibat merosotnya penerimaan negara. Berdasarkan RAPBN 2002, total kewajiban pembayaran utang mencapai Rp. 63,5 triliun untuk utang dalam negeri dan Rp. 98,7 triliun untuk utang luar negeri. Hal ini berarti sekitar sepertiga dari penerimaan negara daan hibah dalam RAPBN 2002 harus dihabiskan hanya untuk membayar utang luar negeri termasuk b unga dan pokoknya. “Ini kalau tidak ada penjadwalan utang seperti di Paris Club III,” ujar dia. Namun, jika utang dalam negeri dimasukkan, beban pembayaran utang menjadi 45,2 persen dari penerimaan negara. Dengan demikian terlihat RAPBN 2002 ternyata sangat bias di dalam distribusi beban dan manfaat fiskal. “Masyarakat umum harus dibebani kenaikan pajak dan pengurangan subsidi BBM, sementara kreditor asing dan pemegang obligasi restrukturisasi perbankan justru menyedot porsi yang lebih besar dari APBN,” ujar dia. Selain itu, proporsi penerimaan negara yang harus dihabiskan untuk pembayaran utang menjadi jauh lebih tinggi. Yaitu 39,7 persen untuk utang luar negeri dan 62,9 persen untuk seluruh utang. Kondisi ini sudah memasukkan potensi penjadwalan utang dalam Paris Club III jika hal tersebut terealisasikan. Mengingat target penerimaan pajak sebesar Rp. 219,6 triliun, jumlah penerimaan pajak hanya dihabiskan untuk membayar utang. Seandainya beban pembayaran utang luar negeri dipatok menjadi, misalnya maksimum Rp. 30 triliun maka akan terdapat dana lebih sebesar Rp. 68,7 triliun dalam RAPBN 2002. “Defisit fiskal pun bisa dihapuskan, sementara kebutuhan utang baru melalui CGI bisa jauh lebih ditekan,” tegas dia. (SS. Kurniawan-Tempo News Room)

Berita terkait

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

12 menit lalu

Jadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid

Jadwal Liga Champions akan memasuki leg kedua semifinal. Bayern Munchen mendapat pukulan menjelang tampil di markas Real Madrid.

Baca Selengkapnya

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

26 menit lalu

Fansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung

Dihadiri oleh Sungjin, Wonpil, Dowoon, dan Young K, acara fansign Day6 di Jakarta diadakan sehari sebelum Saranghaeyo Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

56 menit lalu

Film Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi

Possession: Kerasukan memakai atribut horor Indonesia, yaitu pocong yang dipresentasikan bantal-guling lantaran dekat dengan keseharian masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

57 menit lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?

Apa itu pelat khusus ZZ yang disebut tak kebal aturan ganjil-genap di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

1 jam lalu

Benarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?

Jika sudah menjalin hubungan dengan seseorang dan sangat ingin tahu apakah dia adalah belahan jiwa, berikut beberapa tandanya.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

1 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

1 jam lalu

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

Sule menjelaskan bahwa Mahalini akan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian secara Islam di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

1 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

Chelsea berpesta gol di gawang West Ham United dan mengalahkan lawannya itu dengan skor 5-0 dalam pertandingan Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

1 jam lalu

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

UKT naik di berbagai kampus, buah dari penerapan Keputusan Mendikbudristek

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 jam lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya