TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran tahun 2015 sebesar Rp 318 triliun, atau 2,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pendapatan dan hibah yang terkumpul sebanyak Rp 1.491,50 triliun, sedangkan belanja negara yang terealisasi Rp 1.810 triliun.
"Defisit bertambah," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam paparan kepada pers, di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin, 11 Januari 2016.
Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015, defisit ditetapkan sebesar 1,9 persen terhadap PDB. Menurut Bambang, pembengkakan defisit antara lain karena harga komoditas drop sepanjang tahun 2015.
Tapi, Bambang menilai, defisit sebesar 2,8 persen relatif lebih rendah dibandingkan negara lain. Ia mencontohkan, Brasil yang defisitnya mencapai 7,7 persen, Jepang sebesar 5,9 persen, Meksiko sebesar 4 persen, Rusia sebesar 5,7 persen, dan Inggris sebesar 4,2 persen.
Bambang juga menjelaskan faktor perlambatan yang mempengaruhi perekonomian nasional. Karena itu, belanja pemerintah dipercepat untuk mendorong kegiatan ekonomi.
Sementara itu, ia menambahkan, utang digunakan untuk mengakselerasi dan mengekspansi pertumbuhan ekonomi. "Tidak hanya oleh pengusaha, atau perorangan, tetapi juga pemerintah," ujarnya.
ARKHELAUS W
Berita terkait
Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali
2 hari lalu
Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.
Baca SelengkapnyaDisebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?
4 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?
Baca SelengkapnyaBambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra
4 hari lalu
PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
9 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan
10 hari lalu
Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan
11 hari lalu
Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaEstafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos
30 hari lalu
Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.
Baca Selengkapnya21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa
42 hari lalu
Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu
51 hari lalu
Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaKPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah
54 hari lalu
KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.
Baca Selengkapnya