Hujan Tak Turun, Petani Gunungkidul Terancam Gagal Panen  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 6 Januari 2016 16:11 WIB

Ilustrasi petani/sawah/ masa tanam padi. ANTARA/Abriawan Abhe

TEMPO.CO, Gungkidul - Petani di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, merasa khawatir dengan ancaman gagal panen pada tanaman padi mereka yang tak kunjung mendapat asupan air setelah hujan sama sekali tak turun lebih dari dua pekan ini.

Padahal tanaman padi di Gunungkidul itu rata-rata sudah menginjak usia 1,5 hingga 2 bulan. Itu artinya lebih-kurang pada akhir Februari atau awal Maret nanti sudah memasuki masa panen perdana.

“Kami sudah pasrah saja kalau nanti akhirnya harus rugi besar karena bakal banyak padi mati enggak dapat air,” ujar Sukap, petani yang juga tokoh Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Rabu, 6 Januari 2016.

Sukap menuturkan para petani di desanya kecele karena menduga hujan intens awal Desember 2015 lalu ternyata berhenti di tengah jalan. Mulai pertengahan Desember 2015 hingga pekan pertama Januari 2016, hujan berhenti dan tak kunjung turun lagi. Padahal, seluas 300 hektare sawah di desa itu adalah sawah tadah hujan.

“Semua petani sejak pertengahan Desember kemarin sudah menanam padi, kacang, dan jagung. Sekarang semua tanpa pengairan,” ujar Sukap, yang juga mantan kepala desa Girikarto itu.

Saat ini para petani hanya bisa berharap hujan segera turun sebelum masa bertahan padi tanpa asupan air itu habis. Rata-rata padi masih bisa hidup tanpa pengairan sekitar tiga pekan. “Kalau sepekan lagi masih belum turun hujan, ya sudah, bakal banyak padi mati, panen bakal sangat sedikit,” ujar Sukap.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul Budiharjo mengakui sejumlah desa telah melaporkan terjadinya kembali ancaman kekeringan di wilayahnya terkait dengan hilangnya hujan dua pekan terakhir.

Dropping air hanya bisa diberikan untuk kebutuhan rumah tangga, bukan untuk pertanian. Namun sekarang belum ada penyaluran bantuan lagi karena mendung masih tampak meskipun hujannya berhenti,” ujar Budi.

Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Gunungkidul sendiri sejak pertengahan Desember kemarin secara resmi telah menghentikan bantuan dropping air bersih.

Kepala Bidang Perlindungan dan Pengendalian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul Endang Sri Wahyuningsih menuturkan sejak awal petani diminta tak terburu-buru menanam padi di masa peralihan kemarau ke hujan yang diperkirakan berlangsung sampai Januari 2016.

Sebab, indikator alat penakar hujan yang dipantau dan dilaporkan Balai Penyuluhan Pertanian di 18 kecamatan, intensitas hujan di Gunungkidul kurun November-Desember baru pada skala 0-5 milimeter.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

3 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

5 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

8 hari lalu

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

Selain korban jiwa, beberapa bangunan dan satu unit fasilitas beribah rusak berat akibat bencana longsor.

Baca Selengkapnya

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

13 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

13 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

16 hari lalu

Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

Jika curah hujan untuk sepekan ke depan meningkat, maka potensi bencana susulan serupa bisa saja terjadi.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

17 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

18 hari lalu

Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

Banjir besar di Dubai dipicu hujan terderas dalam 75 tahun terakhir di Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Apa Saja Penyebabnya?

19 hari lalu

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Apa Saja Penyebabnya?

Sejumlah fenomena atmosfer dikhawatirkan memicu cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya