Infrastruktur Penyumbang Konflik Tanah Nomor Dua  

Reporter

Selasa, 5 Januari 2016 15:16 WIB

Sejumlah pekerja menyelesaikan infrastruktur untuk pembangunan terminal kereta api di Bandara Internasional Kualanamu Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Kamis (29/11). ANTARA/Septianda Perdana

TEMPO.CO, Jakarta - Konsorsium Pembaruan Agraria mencatat pembangunan infrastruktur menempati posisi kedua sebagai penyebab konflik agraria di tahun 2015. Sebanyak 70 konflik atau 28 persen dari 252 kejadian terjadi di sektor infrastruktur.

Sektor infrastruktur berada di urutan kedua terbanyak setelah sektor perkebunan, yang mencapai 175 kasus konflik selama 2015. Meski demikian, untuk luasan area konflik agraria, sektor infrastruktur menempati nomor kelima.

Luasan konflik pembangunan infrastruktur pada 2015 sebesar 10.603 hektare. Untuk sektor perkebunan menempati urutan pertama karena luas konflik mencapai 302.525 hektare dari total konflik semua sektor 400.430 hektare.

Sekertaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria Iwan Nurdin mengatakan konflik agraria sektor infrastruktur disebabkan oleh masalah penetapan lokasi yang dilakukan tidak transparan dan kesepakatan harga tanah. Masyarakat sering kali tidak mau wilayahnya masuk dalam penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum. "Kepentingan umum di Indonesia itu lebih banyak kepentingan bisnis atas nama kepentingan umum," katanya seusai mengisi acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Selasa, 5 Januari 2016.

Dalam peraturan, pembangunan infrastruktur untuk kepentingan umum mempunyai persyaratan di antaranya infrastruktur tersebut digunakan lintas batas segmen sosial. "Meski izinnya untuk sekolah, pendidikan untuk orang elite tidak bisa masuk," kata Iwan.

Dia mencontohkan pembangunan jalan tol swasta tidak masuk kategori kepentingan umum karena mengejar laba. Selain jalan tol, perluasan bandara dan pembangunan pelabuhan sering menyebabkan konflik agraria.

Nurdin berujar selama ini usaha penyelesaian konflik agraria dilakukan berbagai kementerian dan lembaga. Namun sangat sedikit yang berhasil tuntas. Hal itu menyebabkan akumulasi konflik semakin meningkat mengingat penyelesaiannya sering berujung di meja pengadilan dan rampung dengan pendekatan formalistik.

Riau tercatat sebagai penyumbang konflik terbanyak, 36 kasus atau 14 persen. Setelah itu disusul Jawa Timur 34 kasus dan Sumatera Selatan 23 kasus. Riau kembali menjadi penyumbang terbesar konflik pada tahun ini akibat keputusan pejabat publik yang memberikan izin konsesi perusahaan. Sedangkan konflik Jawa Timur berkaitan dengan monopoli hutan Jawa atas Perhutani dan perluasan proyek infrastruktur, seperti jalan tol, waduk, dan perumahan.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

AHY Sebut Redistribusi Tanah belum Capai 10 Persen

51 hari lalu

AHY Sebut Redistribusi Tanah belum Capai 10 Persen

AHY menyebut redistribusi tanah belum mencapai 10 persen. Reformasi agraria masih jauh dari harapan.

Baca Selengkapnya

AHY Jadi Menteri ATR/BPN Menuai Sorotan, Salah Satunya Perkuat Posisi Jokowi di Parlemen

23 Februari 2024

AHY Jadi Menteri ATR/BPN Menuai Sorotan, Salah Satunya Perkuat Posisi Jokowi di Parlemen

Sejumlah kritik berdatangan usai AHY dilantik menjadi Menteri Jokowi. KPA menilai langkah Jokowi memilih AHY tak serius mencari solusi masalah agraria

Baca Selengkapnya

Jokowi Lantik AHY Menjadi Menteri ATR, KPA: Bukan Pilihan Tepat

22 Februari 2024

Jokowi Lantik AHY Menjadi Menteri ATR, KPA: Bukan Pilihan Tepat

Dewi Kartika mengatakan ada sejumlah catatan minus di balik penunjukan AHY sebagai Menteri ATR/BPN.

Baca Selengkapnya

Jadi Menteri ATR, AHY Diminta Prioritaskan Penyelesaian Konflik Struktural Agraria hingga..

22 Februari 2024

Jadi Menteri ATR, AHY Diminta Prioritaskan Penyelesaian Konflik Struktural Agraria hingga..

Walhi meminta Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY memprioritaskan pelepasan kawasan hutan untuk Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).

Baca Selengkapnya

Apa Tugas Menteri ATR/BPN?

22 Februari 2024

Apa Tugas Menteri ATR/BPN?

AHY resmi dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri ATR/BPN menggantikan Hadi Tjahjanto. Berikut tugas dari seorang Menteri ATR/BPN.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR/BPN dari Masa ke Masa, Paling Anyar AHY Akan Menjabat Hanya 8 Bulan

21 Februari 2024

Menteri ATR/BPN dari Masa ke Masa, Paling Anyar AHY Akan Menjabat Hanya 8 Bulan

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menjadi Menteri ATR/BPN 8 bulan ke depan. Berikut Menteri ATR/BPN dari masa ke masa.

Baca Selengkapnya

Soal Penyebab Ketimpangan Ekonomi yang Diucapkan Anies dalam Debat, Pengamat Singgung UU Cipta Kerja

5 Februari 2024

Soal Penyebab Ketimpangan Ekonomi yang Diucapkan Anies dalam Debat, Pengamat Singgung UU Cipta Kerja

Ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira menyebut ketimpangan ekonomi di Indonesia terjadi lantaran kebijakan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Cak Imin dan Mahfud MD Satu Suara soal Pembentukan Lembaga Baru Reforma Agraria, Apa Saja Visi Paslon 1 dan 3?

23 Januari 2024

Cak Imin dan Mahfud MD Satu Suara soal Pembentukan Lembaga Baru Reforma Agraria, Apa Saja Visi Paslon 1 dan 3?

Apa saja visi misi paslon nomor urut 1 Muhaimin iskandar alias Cak Imin dan nomor 3 Mahfud MD terkait reforma agraria?

Baca Selengkapnya

Prabowo Puji Gibran Paham Ekonomi Usai Debat Cawapres dengan Tema Lingkungan Hidup, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat

22 Januari 2024

Prabowo Puji Gibran Paham Ekonomi Usai Debat Cawapres dengan Tema Lingkungan Hidup, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat

Prabowo sebut Gibran menguasai pemahaman ekonomi, tetapi tema debat sebenarnya tentang lingkungan hidup, pangan, agraria, masyarakat adat.

Baca Selengkapnya

Blejeti Data Konflik Agraria, Cak Imin: Ini Bukan Main-main, Kiamat Makin Dekat

22 Januari 2024

Blejeti Data Konflik Agraria, Cak Imin: Ini Bukan Main-main, Kiamat Makin Dekat

Debat cawapres babak kedua, Cak Imin menyinggung soal data konflik agraria yang makin marak dan tidak diatasi.

Baca Selengkapnya