Ini Penyebab Defisit Nilai Tukar Petani Sektor Perkebunan  

Reporter

Kamis, 31 Desember 2015 04:09 WIB

Sejumlah tukang becak dengan membawa hasil panen berupa jagung, ikuti pawai memperingati HUT ke 70 TNI di Banda Aceh, 5 Oktober 2015. Peringatan HUT ke 70 TNI, selain dimeriahkan pawai abang becak juga menampilkan drama kolosal Pahlaudirman, Tarian Likok Pulo dan defile. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera Tejo Wahyu Jatmiko menilai pemerintah kurang memperhatikan kesejahteraan petani. Padahal, kesejahteraan petani merupakan salah satu indikator dalam kedaulatan pangan yang dicanangkan pemerintah.

Hal ini dapat dilihat dari laju kehilangan petani yang cukup tinggi. "Laju kehilangan petani mencapai 500 ribu per tahun pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Tejo di Jakarta, Rabu, 30 Desember 2015.

Selain itu, usia petani rata-rata berada di atas 52 tahun. Apabila diperinci, umur petani yang lebih dari 34 tahun sebanyak 87,15 persen. Sedangkan untuk usia petani di bawah 34 tahun hanya 12,85 persen. Hal ini menunjukkan kurangnya minat generasi muda dalam bertani.

Dalam nawa cita Presiden Joko Widodo, sebenarnya juga telah diungkapkan komitmen pemerintah meningkatkan kedaulatan pangan. Salah satu indikator di dalam kedaulatan pangan yang harus dicapai adalah kesejahteraan petani. Hal ini tertuang dalam agenda strategis petani tentang kedaulatan pangan berbasis agrobisnis kerakyatan.

Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia Dwi Andreas Santosa mengatakan kedaulatan pangan harus bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani. Kedaulatan pangan juga berbeda dengan swasembada pangan. "Untuk swasembada asalkan produksi mencukupi maka sudah bisa disebut swasembada," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 570 ribu petani jatuh ke dalam garis batas kemiskinan. Ketidakberpihakan pemerintah kepada petani dapat dilihat nilai tukar petani yang jatuh. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani dan dinyatakan dalam persentase. Menurut Dwi, NTP petani turun sejak bulan Maret 2015.

NTP turun drastis di tahun ini. NTP untuk perkebunan di tahun 2014, misalnya, bernilai 102. Nilai NTP yang lebih dari 100 menunjukkan petani mengalami surplus. Sedangkan untuk tahun ini NTP perkebunan lebih-kurang hanya 97. Nilai ini menunjukkan defisit bagi petani. Salah satu penyebabnya harga komoditas perkebunan, seperti karet dan sawit, yang terus turun di pasar internasional.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

9 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

15 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

16 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

18 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

22 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya