UGM Khawatir MEA Akan Tambah Jumlah Pengangguran Indonesia  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 29 Desember 2015 16:05 WIB

TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memperkirakan terjadi penambahan jumlah pengangguran ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diterapkan pada akhir Desember 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN membuat suatu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi semakin ketat.

Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Tri Widodo, mengatakan MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tapi juga pasar tenaga kerja profesional, di antaranya dokter, perawat, pengacara, akuntan, dan arsitek. Persaingan tenaga kerja akan semakin meningkat. Di Yogyakarta, sektor yang paling terkena imbasnya adalah turisme.

Tri mencontohkan, bisnis hotel maupun restoran akan sangat gampang dimiliki pemodal dari luar Indonesia, misalnya pemodal dari Thailand atau Singapura. Pemodal-pemodal asing itu menentukan kebijakan penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja asal luar Indonesia pada sektor jasa akan mengalir bebas. Tenaga kerja Indonesia yang kurang dari segi pendidikan dan pelatihan rawan tergeser. “Dampaknya menambah pengangguran,” kata Tri di UGM, Selasa, 29 Desember 2015.

Menurut dia, imbas MEA akan merembet ke sektor informal, misalnya sektor UMKM. Sektor ini tak bisa dilepaskan dari turisme. Produk UMKM akan bersaing ketat dengan produk dari negara di kawasan ASEAN lainnya. Ia menyebut Indonesia terlalu terlambat untuk mempersiapkan MEA.

Dia membandingkan dengan Thailand yang jauh lebih siap ketimbang Indonesia. Thailand jauh hari telah menyiapkan infrastruktur menyambut modal yang masuk. Banyak industri pabrik berdiri di sana. Satu di antara infrastruktur yang mereka siapkan adalah daya dukung energi, contohnya listrik.

Tri mengkritik pemerintah Indonesia ceroboh melakukan negosiasi tarif biaya masuk barang dan jasa. Indonesia tergolong punya tarif yang rendah dibanding negara di kawasan ASEAN lainnya. Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, kata Tri, menyimpang dari tahapan teori ekonomi integrasi oleh ekonom Hungaria, Bela Alexander Balassa. Pasar tunggal di ASEAN masih menerapkan tarif biaya masuk barang dan jasa yang berbeda-beda. Tahapan yang dilalui MEA sesuai dengan teori integrasi melompat. “Prakteknya menyimpang dari teori yang ada,” tuturnya.

Selain pengangguran, Tri menyebut imbas dari MEA adalah penyelundupan barang yang akan bertambah banyak. Misalnya barang-barang elektronik dan tekstil.

Ketua Umum Komunitas UMKM DIY, Prasetyo Atmosutidjo, mengatakan sebagian perajin khawatir dengan masuknya barang dari luar Indonesia ketika MEA diterapkan. Barang-barang produk Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Singapura dengan harga yang murah akan mudah masuk Indonesia. “Pasar domestik bila tidak dilindungi akan habis,” kata Prasetyo.

MEA dicetuskan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-9 pada 2003 di Bali. Ketika itu, para pemimpin ASEAN menyepakati Bali Concord II yang memuat tiga pilar untuk mencapai visi ASEAN 2020, yaitu ekonomi, sosial-budaya, dan politik-keamanan.

Soal ekonomi, upaya pencapaian visi ASEAN diwujudkan dalam bentuk MEA. Kerja sama ini merupakan komitmen untuk menjadikan ASEAN, antara lain, sebagai pasar tunggal dan basis produksi serta kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata.

Pada 2007, pemimpin ASEAN menyepakati percepatan waktu implementasi MEA dari 2020 menjadi 2015. Untuk mewujudkannya, dirumuskan cetak biru MEA yang dibagi dalam empat tahap, mulai 2008 hingga 31 Desember 2015.




SHINTA MAHARANI


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

50 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

54 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

56 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya