Ekonomi AS Pulih, Menteri Lembong: Kinerja Ekspor Membaik

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 28 Desember 2015 18:16 WIB

Menteri Perdagangan Thomas Lembong saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 26 November 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja ekspor impor Indonesia pada 2016 diproyeksikan akan mulai stabil yang dipengaruhi faktor eksternal yakni mulai pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan Eropa, meskipun diperkirakan masih akan terjadi penurunan kurang lebih sebesar 2 persen - 5 persen.

"Prediksi saya untuk 2016, kita masih akan fokus di stabilisasi. Pada 2015, impor kita turun 15 persen --20 persen, sementara ekspor 14 persen--17 persen. Jadi tahun depan masih akan kontraksi, tetapi tidak sedrastis 2015," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (28 Desember 2015).

Thomas menjelaskan, jika diperkirakan baik ekspor maupun impor hanya mengalami penurunan sebesar 2%--5%, hal tersebut sudah merupakan pencapaian yang cukup baik, dikarenakan industri dalam negeri masih dalam tahap penyesuaian yang diakibatkan rendahnya permintaan terhadap komoditas mentah.

Menurut Thomas, perekonomian negera tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat saat ini tengah mengalami akselerasi. Selain itu, Eropa juga semakin pulih dari krisis, di mana ekspor produk Indonesia ke Benua Biru itu sudah mengalami pergerakan yang cukup baik, sementara perekonomian Tiongkok mengalami deselerasi.

"Saya melihat yang akan paling menikmati kenaikan ekspor ke Amerika dan Eropa adalah Jepang, Korea, Tiongkok dan Taiwan. Kita juga menikmati," ucap Thomas.

Thomas menjelaskan, dengan ekspor dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok dan Taiwan ke Amerika Serikat mulai melonjak, maka perekonomian negara-negara tersebut juga akan mulai mengalami kenaikan. Dengan empat negara tersebut mengalami kenaikan, maka permintaan ke Asia Tenggara termasuk Indonesia juga mengalami kenaikan.

"Jadi lokomotifnya, paling terdepan adalah Amerika dan Eropa, menarik Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, dan di belakang mereka baru Asia Tenggara. Saya melihatnya seperti itu," tutur Thomas yang kerap disapa Tom tersebut.

Menurut Tom, memang Indonesia juga merupakan eksportir langsung untuk ke Amerika Serika dan Eropa, namun, dengan adanya peningkatan ekonomi Tiongkok, Korea Selatan, Jepang dan Taiwan maka Indonesia juga akan bisa mendapatkan keuntungan dari kondisi itu.

"Ada juga keuntungan langsung, kita eksportir langsung ke Amerika dan Eropa, tapi juga banyak peluang untuk kita terciprat peningkatan ekonomi di Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan," ujar Tom.

Ia menjelaskan, pertumbuhan Amerika dan Eropa merupakan siklus yang nantinya akan bisa mengalami perubahan, oleh karena itu, pemerintah Indonesia di satu sisi harus mampu merespon dalam jangka pendek dan juga harus mampu melihat ke depan.

"Pertumbuhan kali ini siklusnya adalah siapa yang bangkit terlebih dahulu. Jadi pada 2016 itu memang yang menjadi lokomotif Amerika dan Eropa. Namun, siklus itu nanti ada pergantian, dalam masa depan mungkin AS dan Eropa yang pertama bangkit, juga pertama jatuh. Dan pada saat mereka jatuh, Tiongkok dan India semakin kuat," imbuh Tom.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, nilai ekspor pada periode Januari hingga November 2015 mencapai US$138,42 miliar atau mengalami penurunan sebesar 14,32% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$161,5 miliar.

Sementara impor pada periode yang sama sebesar US$130,61 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 20,24% dari sebelumnya tercatat sebesar US$163,7 miliar.

Secara keseluruhan pada periode Januari--November 2015, neraca perdagangan Indonesia mengantongi surplus sebesar US$7,81 miliar, sementara pada periode yang sama 2014 mengalami defisit sebesar US$1,65 miliar.

BISNIS

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

7 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

53 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya