Panen Raya Diprediksi Mundur, Paceklik Makin Panjang  

Reporter

Sabtu, 26 Desember 2015 15:50 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi dengan Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik, Djarot Kusumayakti (kanan) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno melihat pasokan beras di Pergudangan Bulog, Sunter, Jakarta, 2 Oktober 2015. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Panen raya yang biasanya jatuh pada Maret diperkirakan akan mundur hingga dua bulan pada 2016. Penyebabnya adalah mundurnya masa tanam padi akibat kemarau panjang di paruh akhir tahun ini. “Ada pengunduran panen dua bulan, berarti diprediksi panen raya April-Mei,” kata Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu, saat dihubungi, Sabtu, 26 Desember 2015.

Wahyu menyatakan, prediksi itu didapatnya dalam pertemuan antara Perum Bulog dan para petani Jawa Barat pada Senin, 21 Desember 2015. Dalam forum itu, menurut dia, sekitar 250 petani mitra Bulog umumnya menyatakan keterlambatan masa tanam padi. Sebab, hujan yang biasanya mengguyur sejak September baru tiba sekitar sebulan terakhir.

Kondisi tersebut, menurut Wahyu, perlu dicermati, sebab Jawa Barat merupakan sentra produksi beras kedua terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur.‎ Dengan perhitungan jarak antara tanam dan panen padi adalah tiga bulan, jika tahun ini Jawa Barat baru mulai tanam pada Desember, panen pertama baru akan terjadi pada Maret 2016. “Menurut informasi yang saya dapat, saat ini baru sedikit daerah yang mulai masa tanam, yang lain kemungkinan baru bulan depan,” tuturnya.

Mundurnya panen raya berarti musim paceklik bakal makin panjang. “Kalau normal puncak paceklik itu Januari-Februari, kalau sekarang bisa sampai bulan Maret," kata Ketua Umum Persatuan Pedagang Beras dan Penggilingan Padi (Perpadi) yang juga mantan Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso.

Penyebabnya ‎ialah El Nino yang membuat kemarau berkepanjangan. Harusnya tanam besar dilakukan pada Oktober. Tetapi sangat minimnya curah hujan saat itu membuat para petani, terutama yang sawahnya tadah hujan alias mengandalkan air dari hujan, belum bisa menanam.

Sutarto yang juga mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini menyatakan, pemerintah harus segera mengantisipasi kondisi ini. Izin impor beras untuk Bulog akan segera habis pada 31 Desember 2015. Pemerintah harus benar-benar memastikan stok cukup, minimal sampai masa panen tiba. “Kalau memang tidak cukup, bila perlu perpanjang izin impor Bulog agar pasar terkontrol,” katanya.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

6 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

8 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

8 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

9 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

9 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

10 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya