Lembaga Demografi UI: Industri Rokok Tak Terimbas Krisis  

Reporter

Selasa, 22 Desember 2015 04:54 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Lembaga Demografi Universitas Indonesia Abdillah Hasan mengatakan pertumbuhan ekonomi dan inflasi tidak dapat meredam jumlah produksi rokok di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi pada konsumsi rokok. "Krisis moneter tidak dapat menurunkan produksi dan konsumsi rokok," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 21 Desember 2015.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mencatat, tahun 1997 hingga 1998 dengan inflasi mencapai 70 persen dan pertumbuhan ekonomi turun hingga -13 persen, konsumsi rokok malah meningkat. Dari 220 miliar batang rokok menjadi 269,8 miliar batang.

Antara tahun 2008 dan 2013, inflasi meningkat dari 2,78 persen ke 6,38 persen. Namun produksi rokok meningkat dari 250 miliar batang rokok menjadi 346 miliar batang.

Abdillah mengatakan tingginya produksi rokok ini dipengaruhi harga rokok yang sangat murah. Pada 2013, data dari Euromonitor International mencatat rokok golongan premium harga per batangnya adalah Rp 813 atau per bungkus isi 16 batang hanya Rp 9.999.

Sementara itu, kontribusi industri rokok ke pendapatan domestik bruto selama 15 tahun dari 1995 sampai 2010 selalu di bawah 2 persen. "Dari sumbangan 66 sektor pada PDB, industri rokok tidak pernah masuk 10 besar," kata Abdillah.

Di sisi serapan tenaga kerja, industri rokok bukan penyerap tenaga kerja terbanyak. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2012, dari 111 juta total pekerja, hanya 0,25 persennya saja yang bekerja di sektor pengolahan tembakau, yaitu sebanyak 281 ribu pekerja.

Upah per bulan pekerja rokok selalu lebih rendah dibandingkan upah pekerja industri makanan atau pengolahan pada umumnya. Gap yang terjadi terus meningkat sejak tahun 2000.

Hasil penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat serta Universitas Airlangga tahun 2013 di Lombok Timur, Pamekasan, Jember, dan Temanggung menunjukkan bahwa tanaman tembakau memberikan keuntungan yang lebih besar bagi petani dibandingkan tanaman lain.

Pada periode 2008 hingga 2013, tanaman tembakau memberikan keuntungan Rp 16 juta hingga Rp 29 juta per hektare tergantung lokasinya. Sementara itu, tanaman lain memberikan keuntungan Rp 2 juta hingga Rp 8 juta per hektare.

Abdillah mengatakan, dengan keuntungan yang besar tersebut, sebenarnya petani tembakau tidak dirugikan oleh kebijakan pemerintah dalam pengendalian rokok, seperti kenaikan cukai dan kawasan tanpa rokok.

"Dalam upaya untuk diversifikasi penggunaan tembakau, pemerintah perlu mendorong lembaga penelitian dan pengembangan untuk menemukan produk tembakau selain rokok," ujar Abdillah.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

54 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

54 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

55 hari lalu

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

Jokowi sempat ogah membahas masalah rokok bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Disebut punya kedekatan dengan industri rokok.

Baca Selengkapnya

Terkini: Daftar Bisnis Panji Gumilang Selain Al Zaytun, Jembatan Rel Lengkung LRT Jabodebek Salah Desain?

3 Agustus 2023

Terkini: Daftar Bisnis Panji Gumilang Selain Al Zaytun, Jembatan Rel Lengkung LRT Jabodebek Salah Desain?

Setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka, sejumlah bisnis milik Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Minta Industri Rokok Prioritaskan Tembakau Petani dan Batasi Impor, Ini Sebabnya

3 Agustus 2023

Ganjar Pranowo Minta Industri Rokok Prioritaskan Tembakau Petani dan Batasi Impor, Ini Sebabnya

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta industri rokok memprioritaskan menyerap tembakau hasil produksi petani lokal.

Baca Selengkapnya

Lintasan Waktu Rokok Linting, Tingwe dan Kerabatnya

12 Mei 2023

Lintasan Waktu Rokok Linting, Tingwe dan Kerabatnya

Keberadaan cikal bakal rokok di Tanah Air telah ada sejak era 1600-an. Hal ini seiring masuknya tembakau ke wilayah Nusantara.

Baca Selengkapnya

Gagal Atasi Endemi Rokok sehingga Perokok Anak Meningkat, Koalisi Sipil Beri Rapor Merah untuk Jokowi - Ma'ruf

26 November 2022

Gagal Atasi Endemi Rokok sehingga Perokok Anak Meningkat, Koalisi Sipil Beri Rapor Merah untuk Jokowi - Ma'ruf

Menurut Ifdhal Kasim, kabinet Jokowi - Ma'ruf tidak hadir selama ini dalam menangani masalah epidemi rokok di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Cukai Rokok 2023 dan 2024 Naik 10 Persen, Ini Kajian dan Pertimbangan Kemenkeu

5 November 2022

Cukai Rokok 2023 dan 2024 Naik 10 Persen, Ini Kajian dan Pertimbangan Kemenkeu

Febrio Kacaribu memaparkan berbagai pertimbangan atas ditetapkannya kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen.

Baca Selengkapnya

Bandara Kediri Rp 10,8 Triliun Ditargetkan Rampung 2023, Gudang Garam: Bukan Exit Strategy

17 September 2022

Bandara Kediri Rp 10,8 Triliun Ditargetkan Rampung 2023, Gudang Garam: Bukan Exit Strategy

Pembangunan Bandara Kediri dipastikan tidak berkaitan dengan kondisi penjualan rokok oleh Gudang Garam.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Vape Rumahan Diperkirakan Tertahan, Apa Penyebabnya?

11 Agustus 2022

Pertumbuhan Industri Vape Rumahan Diperkirakan Tertahan, Apa Penyebabnya?

Pemasukan cukai dari industri vape di Bandung tahun ini diperkirakan lebih tinggi ketimbang tahun lalu.

Baca Selengkapnya