Survei PwC: CEO di Asia Pasifik Akan Naikkan Investasi ke RI

Reporter

Senin, 21 Desember 2015 16:22 WIB

Ilustrasi mata uang dolar. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang dilakukan oleh Price Waterhouse Coopers (PwC) menyatakan 52 persen mayoritas responden yang terdiri atas CEO (chief executive officer) perusahaan berlokasi di Asia Pasifik menyatakan akan meningkatkan investasinya ke Indonesia. Survei dilakukan terhadap 800 CEO perusahaan berlokasi di Asia Pasifik.


"Jadi 52 persen akan meningkatkan investasinya dan 38 persen bertahan pada nilai investasi yang sama. Ini merupakan prosentase tertinggi setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Posisi Indonesia di level yang sama dengan Amerika Serikat dan Vietnam," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Senin, 16 November 2015.


Franky menuturkan, jumlah responden dalam survei tersebut meningkat dari tahun lalu, yakni 635 responden. Hasil survei semakin meneguhkan posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama bersama dengan Cina dan Amerika Serikat. "Survei tersebut melengkapi survei-survei yang dilakukan oleh lembaga independen lainnya yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi utama," katanya.

Franky menilai, persepsi positif ini dapat membantu meningkatkan arus investasi masuk ke Indonesia. "Perbaikan layanan investasi akan terus dilakukan dan diharapkan dapat berdampak positif terhadap meningkatnya realisasi investasi asing maupun domestik di Indonesia," ujarnya.

Franky menambahkan, nilai positif dari survei tersebut cukup signifikan karena kondisi perekonomian global yang tengah dalam kondisi tidak menentu. Setidaknya survei yang dilakukan dalam periode 23 Juni dan 21 Agustus 2015 tersebut memperhitungkan dua kondisi global yang mempengaruhi jawaban responden.

Pertama, terkait kondisi Amerika Serikat yang meningkatkan suku bunga bank sentralnya pada bulan Juli 2015. Kedua, Cina yang mendevaluasi Yuan di tengah intervensi untuk mempertahankan harga sama yang dilakukan pada bulan Agustus 2015.

"Posisi Indonesia yang masih positif dapat mempermudah upaya untuk menarik minat investasi dari investor global," katanya. Catatan lainnya, kata Franky, 68 persen baru akan dikucurkan di wilayah APEC dan 32 persen ke wilayah lain.

Responden Survei PwC tersebut juga memiliki keyakinan lebih tinggi terhadap perekonomian Indonesia dalam periode menengah tiga hingga lima tahun mendatang. Keyakinan itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode jangka pendek di jangka waktu 12 bulan mendatang.

"Survei juga memproyeksikan masa depan ekonomi Indonesia yang ditandai dengan perubahan wajah industri manufaktur ke arah basis teknologi. Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan modernisasi peralatan dan adanya pergerakan pekerja lintas negara".


BISNIS.COM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

5 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

8 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

14 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

1 hari lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

2 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

2 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya