Rapat Penentuan Anggaran BI Berlangsung Alot  

Reporter

Kamis, 17 Desember 2015 06:59 WIB

Petugas melakukan aktivitas bongkar muat di tempat penarikan dan penyetoran uang di basement gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Rabu (1/8). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Golkar Fadel Muhammad mengatakan penentuan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) menjadi perdebatan panjang karena DPR menginginkan kenaikan tak lebih dari 10 persen.

“Kami berharap kenaikannya tidak terlalu besar. Kami lihat bahwa beberapa tugas BI sudah berpindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Fadel di kantornya Rabu malam, 16 Desember 2015.

Menurut Fadel, kenaikan anggaran yang diminta BI mencapai 20,19 persen dari tahun sebelumnya. Fraksi-fraksi di Komisi XI berpendapat harus ada penyesuaian kembali anggaran yang disusun sesuai aspirasi di DPR. Rasionalisasi terhadap kebijakan yang perlu dan tidak perlu, ujar Fadel, juga harus dipertimbangkan BI dalam menentukan anggaran tahun depan. Selain itu, kebijakan yang menyangkut kepentingan rakyat perlu dinaikkan anggarannya. “Semangat di sini kalau boleh naik di bawah 10 persen,” ujarnya.

Fadel berujar penetapan anggaran BI lebih sulit dibandingkan OJK. Rapat yang diagendakan dari pukul 19.00 terpaksa berakhir sekitar pukul 24.00 tanpa putusan final. Rapat akan dilanjutkan kembali pada Kamis, 17 Desember 2015. “Akhirnya kami minta rapat besok mulai jam setengah sepuluh malam,” katanya.

Gubernur BI Agus Martowardoyo mengajukan anggaran sebesar Rp 10,3 triliun pada 2016 dari tahun sebelumnya Rp 8,6 triliun. Ia mengatakan selama satu tahun lalu dan dua tahun ke depan akan melengkapi kehadiran BI di semua provinsi. Agus berencana melakukan ekspansi dengan pengadaan kantor di seluruh Indonesia sejalan dengan perencanaan strategis pada 2014 hingga 2024. “Kami perlu membangun kompetensi untuk bisa menjadi Bank Sentral yang kredibel dan terbaik di regional,” katanya.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Marwan Cik Asan menilai kinerja BI belum menggembirakan. Ia melihat salah satunya dari indikator pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dólar AS. Selain itu, ia membantah jika BI berperan besar dalam menurunkan tingkat inflasi. BI, kata dia, harusnya bisa bertafakur atas pencapaian selama tahun 2015. “Inflasi bagus karena rakyat tidak punya uang buat belanja,” ujarnya.

Ketegangan sempat terjadi ketika Agus menggulirkan pernyataan yang terkesan mendesak DPR untuk bertanggung jawab jika ada gejolak makro. Kalau seandainya anggaran ditolak, kata Agus, dalam waktu 6 jam lagi kondisi perekonomian dunia mengkhawatirkan karena suku bunga The Fed naik. Selain itu, Agus mengaku akan mematuhi jika DPR pada akhirnya menolak rancangan anggaran yang diajukan. “Mohon kalau konsekuensinya terjadi ketidakstabilan di makro keuangan, DPR harus ambil risiko itu,” kata Agus.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

3 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya