Wapres JK: Bunga Acuan Indonesia Terlalu Tingggi ketimbang Vietnam

Reporter

Sabtu, 5 Desember 2015 06:37 WIB

Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla saat memberikan keynote speech pada TEMPO Economic Briefing dengan tema "Mengembalikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016" di Jakarta, 17 November 2015. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali mengomentari tingginya bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate. Menurut JK, BI Rate terlalu tinggi dibanding suku bunga negara-negara di Asia Tenggara.

"Sudah berkali-kali saya bercerita tentang BI untuk berpikir tenang bahwa tidak ada negara maju dengan bunga tinggi," kata JK dalam acara pelantikan pengurus pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 4 Desember 2015.

Dalam hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada November lalu, BI mempertahankan suku bunga acuan 7,5 persen. JK menyebutkan suku bunga Vietnam hanya 5 persen.

"Kalau cost kita ketinggian di sektor ini, kita tidak mungkin bersaing dengan Vietnam yang bunganya 5 persen," ujarnya.

Bahkan suku bunga Thailand dan Malaysia masih lebih rendah daripada Vietnam. Suku bunga tinggi hanya ada di Brasil dan Turki.

"Kita harus cepat mengantisipasi karena tidak ada cara lain untuk bersaing. Jika bunga naik, investasi turun," tutur JK.

JK berharap BI tidak hanya memikirkan inflasi rendah dan nilai tukar rupiah stabil. Padahal tujuan utama pemerintah adalah pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan baru. "Inflasi yang sedikit 5-6 persen tidak masalah untuk job creation dan pertumbuhan ekonomi yang penting bisa di-manage," ucap JK.

Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara menolak mengomentari pernyataan JK. Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pihaknya masih harus berhati-hati dalam memutuskan setiap kebijakan moneternya. Musababnya, kondisi global belum stabil. "Kalau tidak berhati-hati dalam mengelola moneter, nilai tukar bisa jatuh dan likuiditas akan terpengaruh," ujar Agus,

SINGGIH SOARES




Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

6 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

10 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

10 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

11 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

12 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya