Siswa Ini Temukan Plastik Ramah Lingkungan dari Kulit Udang
Editor
Rully Widayati
Kamis, 3 Desember 2015 20:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sampah plastik selama ini dikenal sebagai limbah yang sulit untuk diurai. Unjungnya, plastik menjadi masalah bagi masyarakat perkota yang saban hari menggunakan benda ini untuk berbagai kebutuhan.
Yuke Fadhillah Kirana, siswi kelas XII SMA Kharisma Bangsa, Pamulang, Tangerang Selatan, memberikan solusi untuk masalah itu. Dia berhasil menemukan plastik yang terbuat dari kulit udang. Temuannya ini bisa menggantikan plastik yang biasa digunakan sebagai kantong atau pembungkus makanan. Selain kuat, plastik dari kulit udang ini juga mudah untuk diurai.
"Awalnya, di sekolah ada penelitian. Kebetulan saya suka sekali makan udang tanpa kulit. Jadi, saya manfaatkan limbah kulit udang untuk dibuat plastik," kata Yuke di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
Yuke menyebut temuannya ini dengan nama plastik degradable. Plastik ini terbuat dari tiga bahan utama, yaitu polyvinylalkohol (PVA), kitosan yang berasal dari limbah kulit udang dan pati onggok.
Caranya, dia mengekstraksi pati onggok dan kitosan kemudian hasilnya dicampur dan diaduk menggunakan stirer sampai membentuk bahan cair. Setelah itu, ditambahkan sebuah bahan kimia agar cairannya menjadi elastis dan dituangkan ke sebuah alat pencetak. "Lalu dikeringkan dengan dioven selama dua hari atau lebih, tergantung ukuran plastiknya," kata Yuke.
Plastik tersebut telah diuji ketahanannya di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hasilnya menunjukkan bahwa plastik tersebut mampu membawa delapan air mineral dalam kemasan sekaligus.
Plastik degradable sama sekali tidak berbau sehingga bisa digunakan untuk membungkus makanan seperti kue-kue atau makanan dalam kemasan.
Yuke berharap, penemuannya tersebut dapat dimanfaatkan oleh khalayak banyak melalui perusahaan yang ingin mengadopsi teknologi yang ditemukannya. Perempuan berkacamata tersebut juga berencana mendaftarkan hak paten untuk penemuannya tersebut. "Iya, mau didaftarkan. Nanti tunggu waktu yang tepat," ujarnya.
ANTARA