TEMPO.CO, Jakarta - PT Unggul Indah Cahaya Tbk mencatat penurunan laba kotor yang cukup signifikan hingga periode September 2015. Laba bruto perseroan turun 50,93 persen dibandingkan periode yang sama sebelumnya dari US$ 28,86 juta menjadi US$ 14,16 juta. Sedangkan marjin laba kotornya sebesar 6,54 persen turun dibanding sebelumnya 9,45 persen.
Presiden Direktur Unggul Indah Cahaya, Yani Alifen mengatakan penurunan harga minyak mentah dunia menjadi faktor utama terkoreksinya laba perusahaan yang bergerak di bidang deterjen ini. Selain itu, kebijakan Peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan penggunaan rupiah untuk transaksi di dalam negeri ikut menambah koreksi. "Sebelum kebijakan itu transaksi kami dengan dolar Amerika karena bahan baku masih impor," ucap Yani dalam laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa 01 Desember 2015.
Dengan adanya penyesuaian itu, Yani berujar, perseroan meski melakukan hedging atau lindung nilai. "Kemarin kami tidak ada persiapan untuk hedging."
Memasuki 2016 ia berharap harga minyak mentah dunia bisa lebih stabil. Perusahaan berharap bisa mengalami pertumbuhan tiga sampai lima persen di 2016.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.