Purwakarta Siapkan Lokasi Industri Garmen Seluas 5000 Ha  

Reporter

Selasa, 24 November 2015 03:59 WIB

Patung Kresna di Purwakarta. TEMPO/Nanang Sutisna

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyiapkan lahan seluas 5.000 hektare untuk kepentingan investasi baru zona dan kawasan industri padat karya.

"Lokasi lahannya berada di wilayah Kecamatan Sukatani, Plered, dan Tegalwaru," kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, kepada Tempo, Senin, 23 November 2015.

Tiga wilayah kecamatan yang dikenal sebagai wilayah Purwakarta barat tersebut, Dedi menjelaskan, awalnya diproyeksikan untuk areal pertambangan. Akan tetapi, setelah pihaknya melakukan audit internal, aktivitas penambangan tidak banyak membawa manfaat buat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Yang terjadi malah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan tidak banyak menyerap tenaga kerja," Dedi menjelaskan. Karena itu, ia kemudian mengambil kebijakan untuk daerah tersebut agar dijadikan lokasi baru pembangunan zona dan kawasan industri.

Namun pembangun sektor industri yang akan dikembangkan di tiga kecamatan tersebut semuanya adalah industri yang berbasis ramah lingkungan, terutama garmen. "Garmen itu kan ramah lingkungan sekaligus banyak menyedot tenaga kerja," katanya.

Dengan berdirinya zona dan kawasan industri di "segitiga emas" Purwakarta barat, diharapkan menyerap banyak tenaga kerja, terutama di kalangan perempuan usia produktif.

Dedi tak menampik jika wilayah Kecamatan Sukatani, Plered, dan Tegalwaru selama ini juga banyak "mengekspor" tenaga kerja wanita sebagai pembantu, terutama ke negara Timur Tengah. Karena itu, jika banyak berdiri pabrik garmen di sana, pengiriman TKW akan bisa disetop.

Dedi membandingkan gaji para TKW yang bekerja di Arab Saudi, misalnya, tidak lebih dari Rp 2-3 juta per bulan. Sedangkan dengan menjadi karyawan pabrik garmen, seorang pekerja bisa memperoleh gaji per bulan lebih dari Rp 3 juta termasuk lembur.

"Keuntungannya, mereka bisa tetap hidup bersama keluarga, anak, dan suaminya di kampung halamannya sendiri," Dedi mengimbuhkan. Dan, suaminya yang tidak bekerja di pabrik, bisa mengembangkan usaha bercocok tanam dan beternak yang penghasilannya juga tak kalah besar.

Untuk ke depan, Purwakarta terbagi menjadi tiga zona pertumbuhan yang melahirkan keseimbangan ekonomi dan sosial. Purwakarta utara, meliputi Kecamatan Bungursari, Campaka, Cibatu, dan Purwakarta dijadikan zona modern.

Lalu di bagian selatan meliputi Pasawahan, Pondok Salam, Kiarapedes, Wanayasa, Bojong, dan Darangdan, menjadi zona peternakan dan pertanian. Kemudian zona barat yang meliputi Kecamatan Sukatani, Plered, Tegalwaru, dan Maniis menjadi daerah persenyawaan industri berbasis kultur pedesaan.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Atap (BPMPTSP) Kabupaten Purwakarta, Iyus Permana, mengatakan, saat ini Purwakarta baru memiliki satu kawasan industri dengan luas 1.100 hektare bernama Kota Bukit Indah di Kecamatan Bungur Sari.

"Tetapi semua lahan di kawasan tersebut kini sudah habis dibangun pabrik," Iyus menjelaskan. Karena itu, pihaknya sedang mengajukan pembangunan satu kawasan baru, yakni di wilayah Sukatani, Plered, dan Tegalwaru. "Supaya ke depan terjadi keseimbangan wilayah pertumbuhan pembangunannya."

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

45 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

45 hari lalu

API Dukung Pembatasan Barang Impor: Bisa Dorong Peningkatan Utilitas Industri Tekstil Dalam Negeri

Ketua API Jemmy Kartiwa mendukung Permendag Nomor 3 Tahun 2024 yang intinya mengatur batas bawaan barang impor.

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

4 Oktober 2023

Fasilitas Kawasan Berikat: Menyelami Dukungan Penting bagi Industri Tekstil

Bea Cukai memberikan jawaban terkait sejauh mana fasilitas kawasan berikat telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

27 Agustus 2023

Kementerian Perindustrian Dorong Kinerja Industri Tekstil

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan upaya meningkatkan kinerja industri tekstil dengan pelatihan dan pendidikan vokasi.

Baca Selengkapnya

Bupati Purwakarta Mundur dari Jabatan, Berikut Profil Anne Ratna Mustika yang Gemar Sepak Bola

27 Agustus 2023

Bupati Purwakarta Mundur dari Jabatan, Berikut Profil Anne Ratna Mustika yang Gemar Sepak Bola

Anne Ratna Mustika Bupati Purwakarta periode 2018 -2023 belum lama ini mengundurkan diri karena berniat nyaleg. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

10 Mei 2023

Industri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan subsektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesih tertekan akibat krisis global.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

10 Mei 2023

Industri Tekstil dan Alas Kaki Masih PHK Karyawan, Menperin: Sedikit Sekali Kok

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan PHK terjadi karena perusahaan sedang melakukan diversifikasi produk.

Baca Selengkapnya

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

10 Mei 2023

Menperin dan Luhut Sepakat Terus Beri Insentif untuk Industri Tekstil, Ini Sebabnya

Menperin Agus Gumiwang dan Menteri Luhut sepakat terus memberi memberi insentif untuk subsektor tekstil dan produk tekstil.

Baca Selengkapnya

Tren Ekspor Meningkat, Luhut: Pemerintah Siapkan Berbagai Insentif untuk Pelaku Industri Tekstil

9 Mei 2023

Tren Ekspor Meningkat, Luhut: Pemerintah Siapkan Berbagai Insentif untuk Pelaku Industri Tekstil

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai tren ekspor maupun impor produk tekstil Indonesia meningkat cukup tinggi setelah pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya