Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi dengan Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik, Djarot Kusumayakti (kanan) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno melihat pasokan beras di Pergudangan Bulog, Sunter, Jakarta, 2 Oktober 2015. Joko Widodo membuka operasi pasar dengan meluncurkan 300 ribu ton beras premium ke pasar di seluruh Indonesia. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara sudah menyiapkan lima strategi memperkuat Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik dalam meningkatkan cadangan beras nasional. Strategi ini merupakan bagian dari peta jalan Kementerian hingga 2019.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menjelaskan, strategi pertama Bulog adalah menggarap pertanian. "Tapi bukan berarti Bulog akan bercocok tanam," katanya di Jepara, Jawa Tengah, Sabtu, 21 November 2015.
Peran Bulog, ucap Wahyu, adalah mengusulkan pemerintah membuka lahan baru. Dia mencontohkan Merauke Industrial Food Estate. "Nanti Bulog akan bertanggung jawab untuk offtake," ujar Wahyu.
Strategi kedua, modernisasi penambahan sarana penyimpanan. Wahyu berujar, kapasitas penyimpanan yang dimiliki Bulog hanya 3,9 juta ton atau setara 6-7 persen. "Ini yang mau kita tambah menjadi 15 persen."
Strategi selanjutnya, Bulog akan menyerap hasil panen. Wahyu menuturkan penyerapan dilakukan melalui offtake agreement, agar memberikan kepastian pasokan bagi Bulog. "Keempat, pengembangan jalur distribusi pangan," katanya.
Strategi terakhir adalah penguatan fungsi Bulog. Wahyu menjelaskan, Bulog akan mempunyai anak perusahaan yang bertugas dalam distribusi. Anak usaha itu akan diintegrasikan dengan dua BUMN, yakni PT Sang Hyang Sri dan Pertani, serta PHC. "Bulog juga akan berkoordinasi dengan BUMN yang punya fungsi logistik dan distribusi," ucapnya.
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
15 hari lalu
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024