Ekonom Ramai-ramai Menolak Indonesia Gabung TPP

Reporter

Editor

Sugiharto

Jumat, 20 November 2015 05:54 WIB

Emil Salim. Dok. TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Sinyal positif Presiden Joko Widodo untuk bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP) terus menuai kritik. Para ekonom yang menggelar diskusi bersama di Paramadina Graduate School, Jakarta, pada Kamis, 19 November 2015, berpendapat, pelaksanaan TPP tidak sesuai dengan Nawacita, sembilan program unggulan Jokowi-Jusuf Kalla.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Emil Salim menolak dengan tegas perjanjian TPP meski masih wacana. Menurut Emil, yang juga mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, TPP tidak hanya berpengaruh terhadap memburuknya ekonomi, tetapi juga tidak sesuai dengan nilai-nilai ideologi bangsa dan Nawacita. "Bukan hanya alasan ekonomi, melainkan juga ideology battle," ujar Emil.

Hampir semua pembicara yang hadir dalam diskusi tersebut tidak setuju dengan perjanjian TPP. "TPP tidak sesuai dengan kondisi Indonesia sekarang," ujar Rektor Universitas Paramadina Firmanzah.

Menurut Firmanzah, banyak standar dalam kesepakatan TPP yang diatur. Tidak hanya perdagangan, tetapi juga BUMN, UMKM, kemudian Intelektual Property Rights, dan lingkungan hidup. Dia tak tahu apakah ada kepentingan lain di balik sinyal positif Jokowi soal TPP. "Secara total lebih banyak merugikan."

Bulan lalu, tepatnya 27 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Dalam pertemuan tersebut, salah satunya membahas mengenai blok kerja sama perdagangan Asia Pasifik yang dirancang oleh Amerika Serikat, dikenal dengan istilah Trans Pacific Partnership.

Moderator diskusi menjelaskan bahwa pembahasan ini nantinya akan dikembangkan agar sampai langsung ke Presiden Jokowi. Rencananya, pada pembahasan berikutnya akan diundang para pihak BUMN terkait agar dapat dipertimbangkan apa yang nantinya terpengaruh apabila perjanjian TPP disetujui.

Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice M. Riza Damanik pun berpendapat, kerja sama dengan Amerika Serikat seharusnya tidak dipengaruhi ada atau tidaknya TPP. "Jangan seolah-olah kita tidak pernah bekerja sama dengan Amerika Serikat," kata Riza.

Meskipun Indonesia tidak menjalin hubungan bilateral dengan AS, Riza meneruskan, Amerika tetap berinvestasi di Indonesia. "Serangan psikologis saja. Agen-agen asing dalam negeri kita ini untuk mempengaruhi pemerintahan." Dia menduga, banyak keterlibatan broker yang mendorong persetujuan TPP. Padahal Badan Usaha Milik Negara akan sangat dirugikan dengan adanya TPP.

Adapun Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2004-2007 Makarim Wibisono melihat sikap Presiden Jokowi mengenai TPP karena kurangnya persiapan yang matang saat berkunjung menemui Presiden Amerika Barack Obama. Saat itu Presiden tengah disibukkan dengan permasalahan kabut asap.

Namun menurut Makarim, tidak ada kata-kata dari Jokowi yang menyatakan setuju terhadap TPP. "Yang kita bicarakan ini sebenarnya masih wacana," ujarnya.

Beberapa perwakilan dari Komisi Nasional Perempuan dan Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia juga menolak TPP. Mereka menilai, TPP memungkinkan kematian pasar karena akan menurunkan daya beli konsumen terhadap produk lokal. Selain itu, mereka berpendapat TPP perlu dikonsultasikan kepada banyak pihak.

Hasil diskusi tersebut menyebutkan, bila pembahasan TPP dilanjutkan, akan memperburuk ekonomi Indonesia. Sebab, keputusan untuk menyetujui TPP tidak serta-merta mengambil keputusan tentang perdebatan sistem perdagangan global, tetapi terkait dengan jati diri bangsa.

Pada masa pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono, TPP pernah digagas. Namun saat itu pemerintahan SBY menolak TPP dengan tegas. Menurut para ekonom dalam diskusi ini, hal yang harusnya diperhatikan pemerintah, yaitu adanya keselarasan dan kesinambungan dengan pemerintahan sebelumnya.



RICO

Berita terkait

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Cerita Anies usai Bertemu Emil Salim: Diskusi Sampai 23.30, dengan Usia 93 Tahun, Tidak Ada Kantuk

29 Januari 2024

Cerita Anies usai Bertemu Emil Salim: Diskusi Sampai 23.30, dengan Usia 93 Tahun, Tidak Ada Kantuk

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan menceritakan pertemuannya dengan mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim tadi malam.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Sebut Pertemuan Anies Baswedan dan Emil Salim Bicara Soal Kebangsaan dan Etika Politik

29 Januari 2024

Sudirman Said Sebut Pertemuan Anies Baswedan dan Emil Salim Bicara Soal Kebangsaan dan Etika Politik

Sudirman Said mengatakan pertemuan Anies Baswedan dan Emil Salim diharapkan dapat mendorong semangat mewujudkan Pilpres yang jujur dan adil.

Baca Selengkapnya

Anies Diskusi dengan Emil Salim, Singgung PISA hingga Peningkatan Kualitas SDM

29 Januari 2024

Anies Diskusi dengan Emil Salim, Singgung PISA hingga Peningkatan Kualitas SDM

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan melakukan kunjungan ke kediaman pribadi Profesor Emil Salim di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan pada Minggu malam, 28 Januari 2024. Pertemuan Gubernur DKI Jakarta itu dengan Emil salam dalam giat diskusi peningkatan kualitas manusia dan PISA.

Baca Selengkapnya

Anies Bertemu Emil Salim Diskusi hingga Tengah Malam, Ini yang Dibahas

29 Januari 2024

Anies Bertemu Emil Salim Diskusi hingga Tengah Malam, Ini yang Dibahas

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan merasa bangga dapat berdiskusi soal gagasan perubahan dengan tokoh nasional Emil Salim.

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Kendaraan Listrik Dikritik Disebut Hanya Memindahkan Polusi, Kok Bisa?

27 Desember 2023

Kendaraan Listrik Dikritik Disebut Hanya Memindahkan Polusi, Kok Bisa?

Wacana percepatan kendaraan listrik dinilai hanya memindahkan polusi karena memerlukan tenaga listrik yang diperoleh dari tambang batu bara yang tidak ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

35 Tahun Tiada Sultan Hamengkubuwono IX, Kilas Balik Republik Indonesia Kehilangan Tokoh Besar Itu

2 Oktober 2023

35 Tahun Tiada Sultan Hamengkubuwono IX, Kilas Balik Republik Indonesia Kehilangan Tokoh Besar Itu

Tepat hari ini, Ahad, 2 Oktober 1988 silam atau 35 tahun silam, Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal di Washington DC, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat Penyebab Utama Polusi Udara di Jakarta yang Tak Berkesudahan

26 Agustus 2023

Silang Pendapat Penyebab Utama Polusi Udara di Jakarta yang Tak Berkesudahan

Hingga kini silang pendapat soal penyebab utama polusi udara di Jakarta masih berlangsung. Publik menunggu solusi paling efektif dari pemerintah.

Baca Selengkapnya