Transportasi Hambat Pasokan Batu Bara ke PLTU Suralaya  

Reporter

Editor

Sugiharto

Jumat, 20 November 2015 04:44 WIB

Seorang warga lokal berjalan diantara rel kereta yang biasanya digunakan untuk membawa batu bara di tambang batu bara Zhengyang, provinsi Heilongjiang, Cina, 22 Oktober 2015. REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Bandar Lampung - Pengiriman batu bara milik PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PT BA) pada 2015 mengalami banyak hambatan, terutama dari sistem transportasi. Akibat macetnya sistem retribusi, realisasi ekspor PT BA pun mengalami penurunan.

Batu bara itu untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suryalaya, pemasok inti sumber listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Batu bara yang diangkut dari kawasan pertambangan Tanjung Inim, Sumatra Selatan, menuju pelabuhan Tarahan itu juga diekspor ke Taiwan, Cina, Malaysia, Singapura, dan Jepang.

Asisten Manajer Operasional PT BA, Emit Purwanto, mengatakan dari target pengiriman sebanyak 14,5 juta ton batu bara per tahun, kini hanya mampu terealisasi sekitar 11 juta ton saja. "Baru sekitar 80 persen sampai Oktober kemarin," katanya saat ditemui Tempo di kantornya di Tarahan, Bandar Lampung, pada Selasa, 17 November 2015.

Menurut Emit, jasa transportasi pengangkut baru bara yang dipercayakan kepada PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), kerap kali mengalami masalah. Hal ini mengakibatkan molornya realisasi target pencapaian PT BA, baik pengiriman ekspor maupun dalam negeri. "Ya, salah satunya itu," ujarnya.

Beberapa permintaan dari negara lain pun mengalami waiting cargo lantaran terkendala masalah pengiriman. Misalnya untuk pengiriman ekspor menuju Taiwan yang hingga saat ini masih belum mencukupi target yang diminta. ''Ada anjlokkan dari PT.KAI, tiga kali anjlokkan kalau enggak salah, ini beberapa ekspor saja masih waiting cargo. Contoh ekspor yang ada di jet tiga itu 16.3000 ton baru terisi sekarang 52.000 ton. Sudah standar dari tanggal 9 sampai tanggal 17 (terhambat), sudah delay berapa hari ini,'' ucapnya.

Direktur Humas PT KAI Subdivisi Regional III.2 Tanjung Karang, Bandar Lampung, Muhaimin membenarkan hal itu. Namun, kata dia, itu bukan satu-satunya penyebab molornya target realisasi pengiriman batu bara milik PT BA. Masalah lainnya, kata dia, menyangkut lamanya bongkar muat batu bara yang dilakukan PT BA. Hal ini menjadi sumber masalah telatnya pencapaian target realisasi tersebut.

"Ya, memang sepanjang 2015 terjadi tiga kali insiden anjlok gerbong, yang terbesar kemarin pas Oktober. Sebanyak sembilan gerbong anjlok, tapi itu bukan satu-satunya penyebab telatnya target pengiriman batu bara," katanya. "Lokomotif serta gerbong kami sudah siap, tapi kan masalah reload (bongkar muat) di mesin RCD (rotary car dumper) milik PT BA pun kadang menjadi penghambat."

Makanya, kata dia, evaluasi antara PT KAI dan PT BA rutin dilakukan sebulan sekali guna mencari solusi. Bahkan rencananya diterapkan sistem penalti apabila terbukti menjadi penyebab lambatnya pengiriman.

PT KAI Sub Divre III.2 Tanjung Karang berencana melakukan pembenahan seputar perbaikan infrastruktur perkeretaapian. Salah satunya dengan membuat rel ganda dari stasiun muat batu bara di Tanjung Enim hingga stasiun bongkar di Tarahan. Akan dibuat lintasan rel ganda dengan panjang 258 kilometer.

Saat ini baru beberapa rel ganda yang sudah beroperasi, yakni baru sekitar 100 kilometer, mulai Tanjung Enim Baru hingga Tanjung Rambang dan sebagian rute Stasiun Giham yang berada di Kabupaten Waykanan hingga Stasiun Cempaka di Kabupaten Lampung Utara.

Pembangunan dilakukan di tiga titik yang akan menghubungkan lintasan satu dengan lintasan lain. Pembangunan rel ganda dari Giham hingga Cempaka akan dilakukan pada 2016. Jalur tersebut memiliki panjang lintasan 68 kilometer, sedangkan yang sudah rel ganda baru 16 kilometer. ''Untuk memenuhi target, kita akan lakukan pembangunan secara bertahap,'' ujar dia.


AMINUDIN A.S.

Berita terkait

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

20 jam lalu

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

Aktivitas tambang ilegal batu bara di Desa Sumbersari, Kutai Kartaanegara, Kalimantan Timur berdampak buruk bagi warga.

Baca Selengkapnya

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

3 hari lalu

2024, PTBA Yakin Target Produksi 41,3 Juta Ton Batu Bara Tercapai

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis mampu memproduksi batu bara sebesar 41,3 juta ton di tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

4 hari lalu

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

Akibat aktivitas tambang batu bara, kebun sawit warga di Paser Kaltim berubah menyerupai pulau. Tak lagi bisa dipanen.

Baca Selengkapnya

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

5 hari lalu

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

Walhi mengkritik rencana pemberian izin usaha pertambangan kepada ormas keagamaan bisa picu kerusakan lingkungan lebih berat

Baca Selengkapnya

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

11 hari lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

12 hari lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

13 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

13 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

13 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

14 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya