Sinar Mas Bangun Pabrik Kertas Terbesar se-Asia di Sumatera

Reporter

Kamis, 19 November 2015 23:07 WIB

Sinar Mas

TEMPO.CO, Palembang - Kebakaran ribuan hektare lahan Hutan Tanaman Industri di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan tidak mengganggu rencana operasional PT OKI Pulp and Paper Mils. Awal tahun depan, pabrik yang berlokasi di jalan Raya Riding, OKI ini mulai start up dan memproduksi pulp sebesar 2 juta ton dan tisu 500 ribu ton setiap tahunnya. Gandi Sulistyo, Direktur pengelola Sinar Mas mengatakan rasa optimisme itu Kamis, 19 Nopember 2015. "Ini bakal menjadi pabrik terbesar di Asia dan terintegrasi," katanya di lokasi pabrik.

Bahan baku kayu akasia akan disediakan oleh mitranya di sekitar area pabrik di OKI dengan luas konsesi 584.425 hektar dan bahan baku dari mitra di Musi Banyuasin seluas 202.532. Dari luasan lahan konsesi itu sekitar 10 persennya terbakar. Sehingga pihaknya masih memiliki lahan cadangan yang besar. "Ekspor utama kami ke Cina dan beberapa persen pasar lokal," ujar Sulistyo.

Franky O. Wijaya, Board member of Sinar Mas mengatakan pihaknya optimistis target perseroan bisa terwujud agar ekonomi di daerah dan nasional dapat bergerak. Dengan nilai investasi keseluruhan mencapai Rp 35 triliun berikut perkiraan perolehan devisa mencapai hingga US$ 1,5 miliar per tahun, ia yakin OKI Pulp & Paper menjadi kekuatan pendorong tidak saja perekonomian kawasan di lingkup Kabupaten OKI hingga Provinsi Sumatera Selatan, tapi juga Indonesia.

OKI Pulp and Paper Mils berkapasitas terpasang untuk bubur kertas (pulp) sebesar 2 juta ton per tahun dan kertas tissue mencapai 500 ribu ton. OKI Pulp & Paper pada pertengahan tahun 2016 nanti beroperasi secara penuh akan menjadi salah satu pabrik pulp dan kertas terintegrasi terbesar di dunia. Sesuai rencana perseroan, setiap tahunnya akan ada ekspor senilai pRp 20 triliun dan belanja impor sebesar Rp900 miliar. Sementara itu secara umum pembangunan fisik pabrik sudah mencapai 55,3 persen.

Lebih lanjut, Franky mengatakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam bentuk dukungan pembangunan infrastruktur fisik, ekonomi, serta pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Saat beroperasi secara komersial, OKI Pulp & Paper diperkirakan akan diperkuat oleh hampir 3.500 orang karyawan langsung yang sebagian besar berasal dari masyarakat sekitar. Sedangkan 15 ribu orang lainnya diperhitungkan akan terlibat secara tidak langsung dengan aktivitas produksi, seperti sebagai mitra pemasok dan kontraktor. "Pembangkit listriknya akan memanfaatkan kulit dan getah kayu."

PARLIZA HENDRAWAN

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

36 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

Berikut daftar pekerja yang berhak mendapat THR. Cek status magang dan honorer.

Baca Selengkapnya

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

54 hari lalu

Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

Ekspor kertas A4 Indonesia ke Australia turun sejak pengenaan bea masuk anti dumping tersebut berlaku.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

59 hari lalu

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

Dua afiliasi APP Group (Grup Sinar Mas) dilaporkan dalam dugaan tindak pidana ke KLHK. Ditengarai menebang hutam alam dan menampung kayu ilegal.

Baca Selengkapnya

Eka Hospital Group Kerja Sama dengan Cedars Sinai Hospital

25 Agustus 2022

Eka Hospital Group Kerja Sama dengan Cedars Sinai Hospital

Dalam kerja sama akan ada transfer pengetahuan dan pengalaman

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sinar Mas Akuisisi Perusahaan Batu Bara, Rencana Elon Musk

5 Mei 2022

Terpopuler Bisnis: Sinar Mas Akuisisi Perusahaan Batu Bara, Rencana Elon Musk

Berita terpopuler bisnis kemarin dimulai dari Grup Sinar Mas yang resmi mengkuisisi perusahaan tambang batu bara Australia senilai Rp 17,37 triliun.

Baca Selengkapnya

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

14 Februari 2020

Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

Bahan baku industri kertas akan mulai langka pada Maret 2020, sehingga harganya menjadi sangat tidak kompetitif.

Baca Selengkapnya

Hadapi Kemarau, PT APP Sinarmas Gelontorkan USD 100 Juta

30 Juli 2019

Hadapi Kemarau, PT APP Sinarmas Gelontorkan USD 100 Juta

PT. Asia Pulp and Paper Sinarmas menggelontorkan dana hingga USD100 juta untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan selama kemarau.

Baca Selengkapnya

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

18 Juni 2019

Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

Setidaknya ada empat kasus impor limbah sampah plastik ke Tanah Air sejak Januari 2018 hingga Juni 2019.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

17 Juni 2019

Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan tiga langkah utama untuk mencegah masuknya sampah plastik dari negara lain ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

17 Juni 2019

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

Temuan penyelundupan sampah plastik dalam impor kertas bekas membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat impor kertas bekas.

Baca Selengkapnya