Darmin: Kinerja Logistik Kita di Bawah Vietnam dan Malaysia  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 17 November 2015 13:32 WIB

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menyampaikan Sosialisasi Paket Kebijakan Ekonomi di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, 15 Oktober 2015. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kinerja logistik Indonesia saat ini berada di posisi 53 dunia. Posisi ini tertinggal dari sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand. “Indonesia sedikit lebih baik dibanding India, beda tipis bahkan hampir-hampir tidak berbeda,” kata Darmin dalam paparan Tempo Economic Briefing di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 17 November 2015.

Darmin menuturkan, logistik merupakan gabungan dari banyak hal, yang terlihat sederhana tetapi sebetulnya banyak komponennya yang sulit untuk dikelola. Untuk menghitung skor posisi kinerja logistik, terdiri dari gabungan sistem kepabeanan, infrastruktur, international shipment (angkutan barang), kompetensi logistik, dan timeline. “Ada begitu banyak, maka tidak heran kalau butuh banyak hal yang harus dilakukan agar mencapai perbaikan yang berarti,” katanya.

Darmin menuturkan, terdapat sejumlah prosedur dalam sistem logistik yang harus disederhanakan. “Kita sebenarnya sedang mencari terobosan untuk keluar dari hal yang complicated,” kata Darmin sembari menambahkan pemerintah mencoba fokus mendorong penyederhanaan tersebut. Salah satunya dengan membangun tidak hanya kawasan berikat dan industri, tetapi juga kawasan logistik berikat dengan berbagai fasilitas serta kawasan ekonomi khusus (KEK) yang masuk dalam paket kebijakan beberapa waktu lalu.

Darmin menyoroti perubahan sistem pemberitahuan ekspor barang (PEB) dari freight on board (FOB) menjadi term of delivery cost, insurance, & freight (CIF). “Ini tidak mudah mengubahnya, karena dibutuhkan sarana, kompetensi, dan masih banyak hal lain,” kata Darmin.

Adapun dalam FOB, menganut sistem di mana ketika melakukan pembelian barang semua biaya pengiriman, asuransi, dan harga barang dibayarkan importir setelah kapal sampai atau di pelabuhan bongkar di negara tujuan. Sedangkan sistem CIF adalah sistem pembelian barang, biaya pengiriman, asuransi, dan harga barang dibayarkan sebelum kapal berangkat atau di pelabuhan muat.

Menurut Darmin, masih banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem logistik Indonesia, khususnya untuk menunjang kinerja ekspor dan impor. “Ekspor kita sejak zaman merdeka peranan kita cuma sampai di pelabuhan, setelah itu tidak tahu lagi,” ujar Darmin.

Darmin mengatakan dengan sistem CIF, validitas dan akurasi data kegiatan ekspor akan tercatat dan dalam jangka panjang diharapkan akan mendorong pengembangan bisnis jasa transportasi dan asuransi di dalam negeri.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

22 Maret 2023

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

Satu Peta telah untuk perbaikan tata kelola penerbitan izin dan hak atas tanah.

Baca Selengkapnya

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

22 Maret 2023

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

Pemerintah berupaya mendorong UMKM untuk mengakses pembiayaan KUR sehingga usahanya cepat naik kelas.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

16 Maret 2023

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$ 3,36 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

16 Maret 2023

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

Pemerintah Indonesia tetap memiliki harapan besar pada IPEF untuk menghasilkan hal-hal konkret.

Baca Selengkapnya

Masa Jabatan Perry Warjiyo Berakhir Mei, Simak Deretan Nama Gubernur BI dari Pertama hingga Kini

7 Februari 2023

Masa Jabatan Perry Warjiyo Berakhir Mei, Simak Deretan Nama Gubernur BI dari Pertama hingga Kini

Masa jabatan Gubernur BI Perry Warjiyo akan berakhir pada Mei 2023 ini. Perry menjabat sejak 23 Mei 2018. Siapa saja yang pernah menjadi Gubernur BI?

Baca Selengkapnya

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

13 Januari 2023

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

BPKP mengaudit pelaksanaan kredit usaha rakyat (KUR). Penyaluran KUR terus meningkat dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

15 Desember 2022

Menko Airlangga Dampingi Jokowi di KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa

Jokowi menegaskan kemitraan ASEAN dan Uni Eropa harus didasarkan pada prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan.

Baca Selengkapnya

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

13 Desember 2022

Peternak Demo di Depan Kantor Airlangga, Mengaku Berdarah-darah karena Harga Ayam Rendah

Peternak mengaku sudah 12 tahun berdarah-darah karena harga ayam rendah. Mereka menyebut tak ada perlindungan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Sherpa G20 Diyakini Capai Kesepakatan, Kemenko Perekonomian: Sekarang Proses, Masih Berjuang

13 November 2022

Sherpa G20 Diyakini Capai Kesepakatan, Kemenko Perekonomian: Sekarang Proses, Masih Berjuang

Sinyal tidak tercapainya kesepakatan G20 sebelumnya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Selengkapnya

Optimistis Ekonomi 2022 5,2 Persen, Kemenko Perekonomian: Tiga Kuartal Tumbuh 5 Persen Lebih

29 Oktober 2022

Optimistis Ekonomi 2022 5,2 Persen, Kemenko Perekonomian: Tiga Kuartal Tumbuh 5 Persen Lebih

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimistis target pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar 5,2 persen dapat tercapai.

Baca Selengkapnya