Menteri Perindustrian Saleh Husin memberikan sambutan pada peresmian peletakan batu pertama Mayfair Estate & Parklands di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, 13 Juni 2015 (Foto: Dok. Kementerian Perindustrian)
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, suku bunga kredit bank yang kompetitif akan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri. Musababnya, menurut politikus dari Partai Hati Nurani Rakyat itu, bunga kredit Indonesia tergolong tinggi, yakni sekitar 10-12 persen.
"Kalau kita bandingkan dengan negara tetangga, bunga bank kita tidak kompetitif," kata Saleh seusai menghadiri rapat koordinasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat serta daerah di Yogyakarta, Jumat, 13 November 2015.
Saleh berujar, bunga kredit di Singapura sekitar 4-5 persen, sementara di Malaysia 5-6 persen. Idealnya, bunga kredit Indonesia tidak jauh berbeda dengan kedua negara tersebut. "Tidak harus lebih murah, tetapi kompetitif. Kalau tidak, akan pilih pinjaman dari luar negeri," kata Saleh.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta agar ada kajian mengenai kemungkinan menurunkan bunga bank. Salah satu caranya, menurut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, dengan melakukan efisiensi biaya operasional perbankan.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Budi Satria, mengatakan, perseroan mendukung upaya pemerintah. "Supaya pemegang saham dalam hal ini baik pemerintah maupun investor lainnya memperoleh imbal hasil maksimal atas investasi yang dimiliki," kata Budi pada Oktober.
BRI, ujar Budi, terus berusaha beroperasi lebih efisien. Kondisi tersebut terlihat dari Cost Efficiency Ratio (CER) yang terus membaik. "Tentu yang harus dijaga adalah mencari keseimbangan yang tepat supaya dapat beroperasi lebih efisien dan menjaga ekspektasi investor."
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
6 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.