Banyuwangi Jadi Sentra Pembesaran Ikan Sidat

Reporter

Selasa, 10 November 2015 21:21 WIB

Ikan Sidat. hiendy.com

TEMPO.CO, Banyuwangi – Kementerian Kelautan dan Perikanan membuat taman teknologi pembesaran ikan sidat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam taman tersebut, Kementerian Kelautan membesarkan 15 ribu bibit ikan sidat.

Kepala Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Perikanan Kementerian Kelautan, Endang Suhaidy, mengatakan ikan sidat dipilih karena nilai ekonominya besar. Apalagi pasar internasional seperti Jepang terus kekurangan pasokan ikan bernama latin Anguila sp itu.

Banyuwangi, kata dia, menjadi percontohan karena kualitas airnya cukup baik sehingga cocok untuk membesarkan sidat. “Bibit sidat di muara sungai Banyuwangi cukup berlimpah,” kata Endang di Banyuwangi, Selasa, 10 November 2015.

Kolam teknologi tersebut, kata Endang, menjadi media belajar bagi warga yang ingin berwirausaha. Sebab sebelumnya warga lebih sering menjual benih sidat sehingga nilai ekonominya berkurang. Selain itu, penjualan benih sidat akan mengancam populasinya dan menguntungkan negara lain.

Dalam taman teknologi tersebut, Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan membuat 24 kolam pembesaran berukuran 2 x 4 meter. Kepala Balai, I Wayan Suarya, mengatakan membeli bibit-bibit sidat dari warga untuk dibesarkan di kolam taman teknologi.

Pembesaran perlu dilakukan karena sidat mencapai nilai ekonomi saat berusia 14 bulan. “Akan tetapi masih banyak warga yang buta teknologi untuk membesarkan sidat,” kata dia.

Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi membesarkan sidat dengan teknologi raceway. Menurut instruktur budidaya sidat, Dian Tugu, raceway merupakan metode air berputar yang diterapkan pada kolam-kolam pembesaran sidat.

Air yang berputar selama 24 jam tersebut disaring dengan campuran arang dan ijuk untuk menjaga kualitasnya. “Arang berfungsi mengikat bakteri,” kata Dian.

Teknologi raceway, kata Dian, bisa dibuat sendiri oleh petani. Balai telah mencoba teknologi itu selama 2014 dengan menebar seribu bibit sidat. Hasilnya, tingkat keberhasilan hingga 90 persen sidat hidup hingga usia 14 bulan.

Secara umum, ujar Dian, pembesaran sidat cukup mudah dengan tingkat kematian kecil. Sebab sidat memiliki kelebihan tahan penyakit dan tahan dalam kondisi air buruk. Daya tahan itu didukung karena siklus sidat yang hidup dalam dua perairan sekaligus, yakni di air tawar dan laut. Saat dewasa, kata dia, sidat hidup di air tawar.

Namun saat berpijah, sidat akan berenang ke laut yang memiliki tekanan tinggi dan kedalaman hingga satu kilometer. “Sidat berpijah menjelang musim hujan, karena dia butuh banyak nitrogen untuk mematangkan sel telurnya,” katanya.

Masa berpijah yang harus di lautan itulah, kata Dian, menyebabkan sidat belum bisa dibudidayakan. Sehingga harga sidat pun paling mahal di antara jenis ikan lainnya.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

10 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

20 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

21 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

40 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

40 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

40 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

41 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

41 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

54 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya